2018
DOI: 10.15578/jra.13.1.2018.1-10
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

KERAGAAN GENOTIPE DAN FENOTIPE IKAN UCENG Nemacheilus fasciatus (Valenciennes, 1846) ASAL BOGOR, TEMANGGUNG, DAN BLITAR

Abstract: ABSTRAKIkan uceng (Nemacheilus fasciatus) merupakan ikan asli Indonesia yang hidup di sungai dan potensial sebagai komoditas budidaya lokal yang bernilai ekonomi. Pengenalan sumber genetik ikan uceng berdasarkan lokasi geografis perlu dilakukan untuk pengembangan budidaya jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi genotipe dan fenotipe ikan uceng asal Bogor (Jawa Barat), Temanggung (Jawa Tengah), dan Blitar (Jawa Timur). Tiga primer (OPA-12, OPC-04, dan OPC-06) digunakan untuk analisis… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
3
0
3

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

1
6

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(6 citation statements)
references
References 5 publications
(7 reference statements)
0
3
0
3
Order By: Relevance
“…Selain itu, sumber genetik yang digunakan terbatas sehingga potensi inbreeding bisa terjadi. Keragaman genetik yang menurun akibat pola migrasi yang lebih sempit terjadi pada ikan gurami dari berbagai strain pada heterozigositas dengan kisaran 0,0203-0,1735 (Nugroho et al, 2016), ikan tengadak memiliki heterozigositas dengan kisaran 0,09-0,18 , pada ikan mas rajadanu 0,12-0,20 (Cahyanti et al, 2014), dan pada ikan uceng memiliki kisaran nilai heterozigozitas 0,075-0,153 (Ath-thar et al, 2018). Berbeda dengan ikan hias rainbow Kurumoi hasil budidaya yang memiliki keragaman genetik yang tinggi dengan nilai heterozigositas yang tinggi, yaitu berkisar 0,2091-0,2479 (Hayuningtyas et al, 2016) dan pada ikan belida budidaya keragaman genetiknya juga tinggi yaitu 0,2922-0,2978 (Nugroho et al, 2019).…”
Section: Badan Tengah Midsectionunclassified
“…Selain itu, sumber genetik yang digunakan terbatas sehingga potensi inbreeding bisa terjadi. Keragaman genetik yang menurun akibat pola migrasi yang lebih sempit terjadi pada ikan gurami dari berbagai strain pada heterozigositas dengan kisaran 0,0203-0,1735 (Nugroho et al, 2016), ikan tengadak memiliki heterozigositas dengan kisaran 0,09-0,18 , pada ikan mas rajadanu 0,12-0,20 (Cahyanti et al, 2014), dan pada ikan uceng memiliki kisaran nilai heterozigozitas 0,075-0,153 (Ath-thar et al, 2018). Berbeda dengan ikan hias rainbow Kurumoi hasil budidaya yang memiliki keragaman genetik yang tinggi dengan nilai heterozigositas yang tinggi, yaitu berkisar 0,2091-0,2479 (Hayuningtyas et al, 2016) dan pada ikan belida budidaya keragaman genetiknya juga tinggi yaitu 0,2922-0,2978 (Nugroho et al, 2019).…”
Section: Badan Tengah Midsectionunclassified
“…Penelitian tentang ikan uceng terkait dengan proses domestikasi telah dilakukan (Tjahjo et al, 2017;Ath-thar et al, 2018). Penelitian tentang padat tebar pada ikan uceng yang diadaptasikan di lingkungan ex situ juga telah dilakukan dengan tingkat kepadatan yang masih rendah (Prakoso et al, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tarwinangsih et al (2011) states that the high level of genetic diversity can be indicated from the diversity of haplotype (Hd) which is the more diverse haplotypes it shows the higher of the genetic diversity. Ath-thar et al (2018) states genetic diversity affects the ability of a population to respond to environmental changes. The low haplotype diversity of this study concludes that Zebrafish has less adaptability to environmental changes.…”
Section: Haplotype Diversitymentioning
confidence: 99%