Search citation statements
Paper Sections
Citation Types
Year Published
Publication Types
Relationship
Authors
Journals
Latar Belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dan”disebarkan oleh vektor. Virusnya dikenal dengan nama Dengue. Kasus pertama DBD terjadi tahun 1968 di Surabaya. Peningkatan jumlah kasus terjadi setiap tahun. Kasus DBD belum hilang sepenuhnya di Indonesia, hampir setengah abad lebih kasus DBD masih ada. Keadaan iklim, vektor nyamuk, populasi hingga kekebalan masyarakat mempengaruhi kebedaaannya. Adapun tujuan penelitian ini untuk“mengetahui distribusi”karakteristik penampungan air”, distribusi keberadaan sarang nyamuk dan distribusi intervensi pengendalian sarang nyamuk oleh keluarga.Methods: Desain penelitian ini adalah jenis deskriptif analitik melalui observasi dan survei larva.Hasil: Hasil penelitian karakteristik penampungan air yang potensial menjadi sarang nyamuk terbanyak adalah jenis Non Penampungan (Non TPA) pada kelurahan Surau Gadang dan Kurao Pagang sebesar 58 %. Keberadaaan sarang nyamuk potensial di kedua kelurahan TPA terbanyak adalah pada Kurao Pagang sebesar 57,1 % pada Non TPA. Pelaksanaan intervensi pengendalian sarang nyamuk adalah Non Penampungan dengan menutup pada TPA sebesar 63,1 % di Kelurahan Kurao Pagang. Upaya pengendalian yang seimbang penampungan air (TPA/Non TPA dan TPA alamiah potensial guna mendorong penduduk dengan petugas kesehatan aktif untuk memonitor jentik pada TPA dan pemantauan jentik berkala (PJB) secara mandiri dan berkualitas sehingga dapat memelihara kondisi sekitar lingkungan rumah sebagai tempat berkembangbiak nyamuk.Simpulan: Pengendalian nyamuk Aedes sp oleh keluarga dapat digunakan sebagai kewaspadaan dini dalam menurunkan risiko keruangan potensi sarang nyamuk. ABSTRACTTitle: Control of Aedes sp mosquitoes by the family against spatial risksBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)”is*caused by a virus and*is spread by vectors. The virus is known as Dengue. The first DHF case in Indonesia was reported in Surabaya in 1968. Every year, the number of cases increases. “After more than half a century has passed=, cases of DHF in Indonesia have not completely disappeared. A number of influential factors in it such as climate, mosquito vectors, mosquito populations, to communal immunity (society). This research aims to determine the distribution” of the characteristics of water reservoirs, the distribution of the presence of mosquito nests and the distribution of mosquito nest control interventions by families.*Methods: The design of this research is descriptive analytic0 type through larval observation and survey. Results:The results of research on characteristics water reservoirs that +have the potential to become mosquito breeding+are the types of Non Shelter (Non TPA) in Surau Gadang dan Kurao Pagang Villages by 60%. The presence of potential mosquito breeding in the two TPA sub districts was the highest in Kurao Pagang by 57,14% in Non TPA. The implementation of the mosquito breeding control intervention is Non Shelter by closing the TPA as large as 64,00% in Kurao Pagang village. Balanced control efforts for water reservoirs (TPA/ Non TPA and potential natural landfills to encourage the community and health managers to +actively monitor the presence of larvae in the TPA and periodic lartic Monitoring (PJB) independently and with quality to maintain the condition of te home environmet and to avoid it as a breeding place. Conclusion: Control of Aedes aegypti mosquitoes by families can be used as early vigilance in reducing the risk of potential mosquito nests.
Latar Belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dan”disebarkan oleh vektor. Virusnya dikenal dengan nama Dengue. Kasus pertama DBD terjadi tahun 1968 di Surabaya. Peningkatan jumlah kasus terjadi setiap tahun. Kasus DBD belum hilang sepenuhnya di Indonesia, hampir setengah abad lebih kasus DBD masih ada. Keadaan iklim, vektor nyamuk, populasi hingga kekebalan masyarakat mempengaruhi kebedaaannya. Adapun tujuan penelitian ini untuk“mengetahui distribusi”karakteristik penampungan air”, distribusi keberadaan sarang nyamuk dan distribusi intervensi pengendalian sarang nyamuk oleh keluarga.Methods: Desain penelitian ini adalah jenis deskriptif analitik melalui observasi dan survei larva.Hasil: Hasil penelitian karakteristik penampungan air yang potensial menjadi sarang nyamuk terbanyak adalah jenis Non Penampungan (Non TPA) pada kelurahan Surau Gadang dan Kurao Pagang sebesar 58 %. Keberadaaan sarang nyamuk potensial di kedua kelurahan TPA terbanyak adalah pada Kurao Pagang sebesar 57,1 % pada Non TPA. Pelaksanaan intervensi pengendalian sarang nyamuk adalah Non Penampungan dengan menutup pada TPA sebesar 63,1 % di Kelurahan Kurao Pagang. Upaya pengendalian yang seimbang penampungan air (TPA/Non TPA dan TPA alamiah potensial guna mendorong penduduk dengan petugas kesehatan aktif untuk memonitor jentik pada TPA dan pemantauan jentik berkala (PJB) secara mandiri dan berkualitas sehingga dapat memelihara kondisi sekitar lingkungan rumah sebagai tempat berkembangbiak nyamuk.Simpulan: Pengendalian nyamuk Aedes sp oleh keluarga dapat digunakan sebagai kewaspadaan dini dalam menurunkan risiko keruangan potensi sarang nyamuk. ABSTRACTTitle: Control of Aedes sp mosquitoes by the family against spatial risksBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)”is*caused by a virus and*is spread by vectors. The virus is known as Dengue. The first DHF case in Indonesia was reported in Surabaya in 1968. Every year, the number of cases increases. “After more than half a century has passed=, cases of DHF in Indonesia have not completely disappeared. A number of influential factors in it such as climate, mosquito vectors, mosquito populations, to communal immunity (society). This research aims to determine the distribution” of the characteristics of water reservoirs, the distribution of the presence of mosquito nests and the distribution of mosquito nest control interventions by families.*Methods: The design of this research is descriptive analytic0 type through larval observation and survey. Results:The results of research on characteristics water reservoirs that +have the potential to become mosquito breeding+are the types of Non Shelter (Non TPA) in Surau Gadang dan Kurao Pagang Villages by 60%. The presence of potential mosquito breeding in the two TPA sub districts was the highest in Kurao Pagang by 57,14% in Non TPA. The implementation of the mosquito breeding control intervention is Non Shelter by closing the TPA as large as 64,00% in Kurao Pagang village. Balanced control efforts for water reservoirs (TPA/ Non TPA and potential natural landfills to encourage the community and health managers to +actively monitor the presence of larvae in the TPA and periodic lartic Monitoring (PJB) independently and with quality to maintain the condition of te home environmet and to avoid it as a breeding place. Conclusion: Control of Aedes aegypti mosquitoes by families can be used as early vigilance in reducing the risk of potential mosquito nests.
Kesehatan lingkungan merupakan bagian penting dari upaya kesehatan masyarakat. Interaksi antara manusia dengan lingkungan dapat saling mempengaruhi. Salah satu dampak adalah munculnya masalah kesehatan yang berkaitan dengan vektor, salah satu vektor penyebab penyakit adalah nyamuk. Tujuan pengabdian adalah untuk meningkatkan kapasitas dan memperkuat sistem pelaporan dengan menerapkan konsep “1 Rumah 1 Jumantik” pada 89 kader kesehatan jumantik. Kegiatan diawali dengan analisis situasi dan evaluasi masalah, dilanjutkan dengan pemecahan masalah dan pelatihan peningkatan kapasitas pada kader kesehatan. Sebagai kegiatan akhir, kami membuatkan dan merancang e-reporting dengan menggunakan google-form serta diuji cobakan di 3 RW percontohan Puskesmas Bintaro, Jakarta Selatan. Hasil kegiatan didapatkan, kompetensi keterampilan kader meningkat dalam menggunakan formulir e-reporting untuk pemantauan jentik guna mendukung gerakan “1 Rumah 1 Jumantik”. Harapannya, kader kesehatan dapat menjadi agen perubahan untuk mensosialisasikan formulir tersebut kepada seluruh warga di tingkat rumah tangga. Namun, beberapa kader masih kesulitan dalam menggunakan aplikasi dan membaca hasilnya. Bukti kegiatan penyegaran berdasarkan nilai objektif pengetahuan antar kader menunjukkan adanya peningkatan berdasarkan nilai pre-test dari 64 dan post-test menjadi 90 (26%). Dalam situasi pandemi saat ini, perlunya pelaporan yang up-to-date dan cepat termasuk mengaktifkan dan menerapkan “Gerakan 1R 1J” adalah merupakan solusi yang tepat. Oleh karena itu, perlu diperkenalkan dukungan sistem pelaporan berbasis teknologi elektronik kepada kader kesehatan dan masyarakat di tingkat rumah tangga untuk dapat mandiri dan terlibat dalam menyelesaikan masalah kesehatannya
BACKGROUND: The increase in dengue cases in the coronavirus disease (COVID-19) pandemic is affected by restrictions on human movement, climate, human behavior, and knowledge. Animated film for communication media based on digital technology as a promotional and preventive tool regarding dengue hemorrhagic fever (DHF) in the era of the COVID-19 pandemic. AIM: The purpose of this study is to increase knowledge and attitudes among productive-age youth as part of efforts to prevent DHF cases during the COVID-19 pandemic and in the future. METHODS: A pre-experimental study design with a one-group pre-test and post-test design was used in this study, so only one group was studied. In this study, using total sampling, as many as 30 respondents from the total population who are Grade 1 students at one of the junior high schools in Malang City. RESULTS: The difference test on knowledge produced an asymptotic sig value of 0.000, which is (<0.05). This means that the average post-test score obtained is higher and significantly different from the pre-test. In addition, based on the results of the difference test on attitudes, an Asymp Sig value of 0.001 is obtained, which is (<0.05). This means that the average post-test score obtained is higher and significantly different from the pre-test. CONCLUSION: Animated films as digital-based socialization media can help increase students’ knowledge and attitudes in efforts to prevent DHF outbreaks.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.