Kemiskinan Dan Keuangan Mikro

Abstract

Poverty is a global problem faced by countries in the world, including Indonesia. Various efforts were made to overcome this problem of poverty. One of the recommended efforts in various literatures is through microfinance. Microfinance has been recognized by many as a reliable strategy to alleviate poverty. Beginning with grameen bank program by Prof. Yunus in Bangladesh, followed by similar programs in other countries, the program has succeeded in increasing the income of the poor. The results of research in several countries show that microfinance has been successful in increasing the income of the poor. Although there are studies that show failure, research that shows the success of microfinance in poverty alleviation is still more than the research that shows failure. This proves that microfinance is indeed a reliable poverty reduction effort. AbstrakKemiskinan merupakan masalah global yang dihadapi oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan ini. Salah satu upaya yang dianjurkan di berbagai literature yaitu melalui keuangan mikro (microfinance). Keuangan mikro telah diakui oleh banyak pihak sebagai strategi yang bisa diandalkan untuk mengentaskan kemiskinan. Diawali dengan program Grameen Bank oleh Prof. Yunus di Bangladesh, kemudian diikuti oleh program sejenis di Negara lain, program ini berhasil meningkatkan penghasilan orang miskin. Hasil penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa keuangan mikro ternyata berhasil meningkatkan penghasilan orang miskin. Meskipun ada penelitian yang menunjukkan kegagalan, namun penelitian yang menunjukkan keberhasilan keuangan mikro dalam mengentaskan kemiskinan itu masih lebih banyak dibandingkan dengan penelitian yang menunjukkan kegagalan. Hal ini membuktikan bahwa keuangan mikro memang merupakan upaya penanggulangan kemiskinan yang dapat diandalkan.Kata kunci: kemiskinan, keuangan mikro, kredit mikro, pemberdayaan PENDAHULUAN Kemiskinan merupakan masalah yang masih menghantui Negara-negara di dunia. Di Indonesia, meskipun jumlah penduduk miskin selama tiga tahun terakhir ini cenderung menurun, namun%tasenya masih di atas 10% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Berikut angka kemiskinan di Indonesia selama tahun 2015-2017.

Understanding the Altruistic Financial Behavior in a Not-for-Profit Microfinance

“…LKM provides several benefits such as poverty alleviation strategy (Rashid and Ejaz, 2019), poverty reduction (Imai et al, 2010), and creating employment (Hamdani in Rahayu, 2018). Gunawan (in Mujiono, 2016) explains the characteristics of LKM to provide financial services that are oriented toward low-income people and offer a flexible procedure.…”

Analisis Pengaruh Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro Terhadap Kemiskinan Di Indonesia

“…Menurut penelitian (Layyinaturrobaniyah, 2019) (Rahayu, 2018) (Chomen, 2021) lembaga keuangan mikro berpengaruh negatif terhadap kemiskinan, bahkan tidak hanya mengetaskan kemiskinan tetapi juga upaya pemberdayaan bagi orang miskin. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hanya variabel tenaga kerja yang terbukti berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedangkan variabel jumlah LKM dan jumlah dana pinjaman UMKM tidak terbukti berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Indarti et al 2022).…”

Program kredit ultra mikro dan kemiskinan di Jawa Tengah pada masa pandemi

“…Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa usaha mikro dan kecil (UMK) penting perannya bagi penguranagan kemiskinan di daerah (provinsi), namun perannya di setiap provinsi berbeda karena adanya perbedaan dalam akses UMK ke input-input penting diantaranya pendidikan, bantuan teknis, bahan baku dan permodalan. Rahayu (2018) melakukan penelitian tentang kemiskinan dan keuangan mikro melalui pendekatan kajian literartur dari berbagai negara. Hasil penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa keuangan mikro mampu mendorong peningkatan pendapatan masyarakat miskin.…”