Citronella (Cymbopogon nardus L) is one of the essential oil-producing plants in Indonesia. The distillation of citronella leaves produce waste, which may be used as ruminant feed. The purpose of experiment was to determine the waste and fresh citronella as ruminant feed by in sacco method. Samples were placed in nylon bags and incubated in the rumen fistulated buffalo for 0; 2; 4; 6; 12; 24 and 48 hours. Parameters tested were crude fiber, rough fat and crude protein content, degradation of dry matter (%DDM), degradation of organic matter (%DOM) and degradation of neutral detergent fiber (%DNDF). Results showed that proximate analysis had differences in value of crude fiber 35.03 and 36.00%; crude fat 2.79 and 1.96%; and crude protein 5.82 and 7.15% of waste and fresh citronella. In sacco test showed that the %DDM, %DOM and %DNDF of waste was higher than fresh citronella after 48 hours of incubation. Percentage DDM of waste and fresh citronella was 49.90% and 44.10%, %DOM was 52.10 and 45.70%, while the %DNDF was 35.74% and 31.17% respectively. In sacco test showed %DBK, %DBO and %DNDF waste and fresh citronella increased the degradation rate up to 48 hours of observation.Key Words: Animal Feed, Cymbopogon nardus L, In Sacco, Plant Waste ABSTRAK Serai wangi (Cymbopogon nardus L) adalah salah satu tanaman yang memproduksi minyak atsiri di Indonesia. Destilasi daun serai wangi akan menghasilkan ampas, yang mungkin potensial digunakan sebagai pakan ruminansia. Tujuan dari penelitian adalah untuk menentukan daun serai wangi dan ampasnya sebagai pakan ruminansia dengan metode in sacco. Sampel dimasukkan di kantong nilon dan diinkubasi di dalam fistula kerbau pada jam ke-0, 2, 4, 6, 12 dan 48 jam. Parameter yang diuji adalah serat kasar, lemak kasar dan protein kasar, degradasi bahan kering (%DBK), degradasi bahan organik (%DBO) dan degradasi neutral detergent fiber (%DNDF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis proksimat pada ampas dan serai wangi segar memiliki perbedaan nilai serat kasar 35,03 dan 36,00%; lemak kasar 2,79 dan 1,96%; dan protein kasar 5,82 dan 7,15%. Uji in sacco menunjukkan bahwa %DBK, %DBO dan %DNDF ampas lebih tinggi dibandingkan dengan serai wangi segar setelah inkubasi 48 jam. Persentase DBK ampas dan serai wangi segar yaitu 49,90 dan 44,10%, DBO adalah 52,10 dan 45,70%, sedangkan %DNDF masing-masingnya adalah 35,74 dan 31,17%. Uji in sacco menunjukkan bahwa %DBK, %DBO dan %DNDF ampas dan serai wangi segar mengalami kenaikan tingkat degradasi sampai dengan pengamatan 48 jam.