Introduction The child’s client of the parole BAPAS case of the rape has the hope of living a better life, interacting with and being reinstated by society, but the community considers them to be problem makers, and resists and alerts them, thus causing them to withdraw and be plagued by deep guilt. Staying with conditions that bear many of problems and consequences requires, the meaning of life is needed or at least to understanding the reasons for living, in order to motivate life. The purpose research to know details and factors that the meaning of life on the child’s client conditional release of BAPAS case of rape in the city of Jambi.
Method This research used qualitative methods with a phenomenological approached. The data collection method used an in-depth interview techniques. The data analysis used Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). The criteria for the client participants were children on parole at BAPAS Jambi, who had been students of LPKA in cases of rape and men aged 15-21 years.
Result Description of the meaning of life was these study participants were the purpose of life, guilt, the change for the better, the increase in religiosity, happiness, accountability, and selfpreservation. As for the factors that affect meaning of life were social support, positive environment, good relationships, and the responses of others.
Conclusions The four participants had described meaning of life behind his suffering, which was capable of being the motivation to live and achieve happiness within himself.
Keywords: Child’s Clients parole BAPAS, Meaning of Life, Rape
Abstrak
Pendahuluan Klien anak pembebasan bersyarat BAPAS kasus pemerkosaan memiliki harapan menjalani kehidupan yang lebih baik, dapat berinteraksi dan diterima kembali oleh masyarakat, namun masyarakat menganggap mereka sebagai pembuat masalah, serta melakukan penolakan dan mewaspadainya, sehingga membuat mereka menarik diri dan dihantui perasaan bersalah yang mendalam. Bertahan pada kondisi yang banyak menanggung permasalahan serta konsekuensi atas masalah tersebut, dibutuhkan kebermaknaan hidup atau setidaknya memahami alasan hidupnya, agar bisa memotivasi hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan faktor yang mempengaruhi kebermaknaan hidup pada klien anak pembebasan bersyarat BAPAS kasus pemerkosaan di Kota Jambi.
Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam. Analisis data Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Kriteria partisipan klien anak pembebasan bersyarat BAPAS Jambi, pernah menjadi anak didik LPKA kasus pemerkosaan dan laki-laki berusia 15-21 tahun.
Hasil Gambaran kebermaknaan hidup partisipan penelitian yaitu memiliki tujuan hidup, perasaan bersalah, berubah lebih baik, meningkatnya religiusitas, bahagia, bertanggung jawab, dan menjaga diri. Adapun faktor yang mempengaruhi makna hidup adalah dukungan sosial, lingkungan positif, relasi yang baik, dan tanggapan orang lain.
Kesimpulan Keempat partisipan telah menggambarkan kebermaknaan hidup dibalik penderitaannya, yang mampu menjadi motivasi untuk menjalani hidup dan mencapai kebahagiaan dalam dirinya.
Kata Kunci: Kebermaknaan Hidup, Klien Anak pembebasan bersyarat BAPAS, Pemerkosaan