Tujuan artikel ini adalah untuk mengungkap apa saja hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pembinaan ekstrakurikuler kesenian di sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan sumber data dari 80 pengawas dan atau pelatih ekstrakurikuler kesenian yang bersal dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket. Hasil penelitian menunjukan: 1) Disdik kabupaten/kota telah memiliki kebijkan dan tatakelola implementasi pembinaan ekstrakurikuler kesenian di sekolah dasar mencapai 68.21%, kondisi ini perlu ditingkatkan. 2) Jenis ekstrakurikuler kesenian yang telah dilakukan pembinaan di sekolah di antaranya pada bidang seni rupa 65,50 %, Seni Musik (69,00 %), Seni tari (61,00%), dan seni teater (47,50%). Pembinaan ekstrakurikuler kesenian dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan siswa, memperkuat nilai-nilai budaya lokal, dan ketersediaan SDM serta SDA. 3) Pelaksanaan pembinaaan ekstrakurikuler sudah mendapat dukungan 72,60 % dari stakeholder. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler kesenian di sekolah menghadapi hambatan 59.25% yang berasal dari kebijakan disdik, kepala sekolah, guru, orang tua, minat siswa,biaya, fsilitas dan ketersdiaan SDM.