Malaria merupakan penyakit tular nyamuk yang masih menjadi penyebab utama kematian di negara berkembang. Malaria juga masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di daerah Indonesia bagian Timur. Tiga provinsi di Indonesia dengan annual parasite incidence (API) tertinggi per 1000 penduduk pada tahun 2018 yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua dan Papua Barat. Pengetahuan dan pemahaman mengenai nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria di lokasi penyebarannya sangat penting dalam program intervensi pengendalian vektor malaria yang optimal. Artikel ini merupakan studi literatur dimana informasi diperoleh dari buku, artikel penelitian atau jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian dari rentang tahun 2003 sampai tahun 2019. Anopheles yang ditemukan di Provinsi NTT, Papua dan Papua Barat yaitu An. vagus, An. barbirostris, An. subpictus, An. sundaicus, An. indefinitus, An. tesselatus, An. maculatus, An. aconitus, An. kochi, An. minimus, An. annularis, An. flavirostris, An. umbrosus, An. annulipes, An. farauti, An. barbumbrosus, An. ludlowae, An. punctulatus, An. aitkenii, An. longirostris, An. peditaeniatus, An. koliensis, An. bancrofti, An. hinesorum, dan An. meraukensis. Anopheles yang sudah terkonfirmasi sebagai vektor malaria yaitu An. barbirostris, An. subpictus, An. sundaicus, An. flavirostris, An. minimus, An. farauti, An. punctulatus dan An. longirostris. Perilaku kesukaan mengisap darah dari beberapa Anopheles yang menjadi vektor malaria lebih cenderung bersifat antropofilik.