2020
DOI: 10.34305/jikbh.v11i2.204
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Karakteristik Individu Terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Terduga TBC Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Jawa Barat

Abstract: Indonesia memiliki kasus terbanyak ke-2 didunia. Sebanyak 32% kasus TBC tercatat sebagai un-reach atau detected but un-notified. Berdasarkan kegiatan pemberdayaan investigasi kontak masih ada sekitar 54% terduga TBC yang tidak melakukan pemeriksaan TBC di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) setelah dirujuk. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pemeriksaan ke fasyankes adalah karakteristik individu terduga TBC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan karakteristik individu yan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Hasil studi menunjukkan bahwa, faktor individu salah satunya pengetahuan menjadi penyebab utama pasien terduga TB tidak melakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan (Rahim et al, 2020;Sormin & Amperaningsih, 2017). Hal ini didukung oleh studi yang menyebutkan bahwa, tingkat pengetahuan seseorang mengenai TB berhubungan dengan upaya pencegahan TB dan strategi DOTS (Rahman et al, 2017;Tukatman et al, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hasil studi menunjukkan bahwa, faktor individu salah satunya pengetahuan menjadi penyebab utama pasien terduga TB tidak melakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan (Rahim et al, 2020;Sormin & Amperaningsih, 2017). Hal ini didukung oleh studi yang menyebutkan bahwa, tingkat pengetahuan seseorang mengenai TB berhubungan dengan upaya pencegahan TB dan strategi DOTS (Rahman et al, 2017;Tukatman et al, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan penelitian di Kota Bengkulu menunjukkan bahwa orang tua dengan anak yang bergejala TB memilih mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang mencakup rumah sakit swasta dan balai pengobatan (53,5%) serta fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan pemerintah yang mencakup RSUD dan puskesmas (46.5%) (Wulan, 2019). Adapun kasus terduga TB anak yang tidak dilakukan pemeriksaan lanjut di fasilitas pelayanan kesehatan (56,6%) (Rahim, Diniah, Wahyuniar, Susianto, Puspanegara, Hamdan, & Heriana, 2020). Seorang ibu menjadi peran orangtua yang dominan dalam perilaku tersebut dan pengambil keputusan (Istiyati, Nuzuliana, & Shalihah, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Meskipun demikian, terdapat penelitian lain yang menunjukkan keluarga tidak melakukan apapun untuk mencari bantuan ke fasilitas pelayanan kesehatan modern atau tradisional (Makgopa & Madiba, 2021). Perilaku pencarian pelayanan kesehatan terkait TB seringkali ditunda dimana sebelum mengetahui penyakit yang dialami merupakan TB, keluarga tidak melakukan apapun (Kamaraj et al, 2021) dan terdapat kasus terduga TB anak yang belum mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan meskipun telah diberikan surat rujukan (56,6%) (Rahim et al, 2020). Seseorang tidak melakukan pencarian pelayanan kesehatan disebabkan oleh anggapan gejala akan hilang (38,2%), keluarga tidak mampu membiayai pengobatan (26,4%), penyakit dianggap ringan (16,3%), sulitnya akses fasilitas kesehatan (4,4%), keterbatasan waktu (5,7%), dan faktor lainnya (9,0%) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).…”
Section: Tingkat Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatanunclassified
“…Penelitian yang dilakukan menyatakan tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor dominan terjadinya penyakit tuberkulosis paru. Responden dengan tingkat pendidikan rendah tidak mau melakukan pemeriksaan ke fasilitas layanan kesehatan meskipun mereka telah merasakan gejala-gejala terjadinya tuberkulosis (Rahim, et al, 2020).…”
Section: Pembahasanunclassified