Karakteristik Dan Terapi Pada Pasien Kusta Di Rumah Sakit Tugurejo Kota Semarang

Abstract

Kusta merupakan penyakit menular yang dapat mengganggu aktifitas secara individu dalam interaksi sosial sehingga membutuhkan terapi pengobatan. Pemberian monoterapi dan kombinasi mempengaruhi kelangsungan hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita kusta dan terapi obat yang dikonsumsi. Penelitian dilakukan secara restrospektif dengan metode deskriptif analitik, selama 1 tahun di mulai bulan April 2018 - April 2019 (n=138). Pengumpulan data meliputi karakteristik pasien yang terdiri dari usia, jenis kelamin, agama, domisili dan pekerjaan. Karakteristik klinis pasien terdiri dari tipe kusta, jenis penyakit, dan terapi obat. Analisis data menggunakan analisis univariate (analisis deskriptif) untuk mengetahui persentase jumlah pasien pada penelitian dan analisis dengan menggunakan chi-square test untuk melihat hubungan karakteristik dengan terapi obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tipe kusta memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah pemberian obat pada pasien dengan nilai p<0,05.

Karakteristik Pasien Kusta dengan Reaksi dan Tanpa Reaksi Tahun 2018-2021 Di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang

“…Hal ini disebabkan oleh tingkat produktifitas dan mobilitas seseorang pada usia tersebut tergolong tinggi. 13 Selain itu, pada usia produktif seseorang bisa berinteraksi sosial dengan orang banyak, sehingga risiko terjadi kontak erat dengan pasien kusta tinggi. 14 Pada hasil penelitian ini jenis kelamin terbanyak pada pasien kusta dengan reaksi dan tanpa reaksi adalah laki-laki sebanyak 13 orang (68,4%) dan 25 orang (71,4%).…”

“…Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RS Tugurejo Kota Semarang dan di Puskesmas Abepantai Kota Jayapura yang menyatakan prevalensi kusta pada laki-laki lebih tinggi daripada pada perempuan. 11,13 Hal ini bisa disebabkan karena laki-laki lebih banyak bekerja. Selain itu, perempuan lebih menjaga kebersihan dibandingkan dengan laki-laki karena mobilitas laki-laki lebih tinggi saat bekerja di luar rumah.…”

“…Selain itu, perempuan lebih menjaga kebersihan dibandingkan dengan laki-laki karena mobilitas laki-laki lebih tinggi saat bekerja di luar rumah. 13 Pada hasil penelitian ini, riwayat kontak erat terbanyak pada penderita kusta dengan reaksi dan tanpa reaksi adalah tidak terdapat riwayat kontak erat dengan pasien kusta, yaitu masing-masing sebanyak 13 orang (68,4%) dan 31 orang (68,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di kota Pekalongan yang menyatakan bahwa pasien kusta terbanyak tidak memiliki riwayat kontak erat dengan penderita kusta (54,7%).…”

“…Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RS Tugurejo Kota Semarang dan di Puskesmas Abepantai Kota Jayapura yang menyatakan bahwa tipe kusta MB lebih sering terjadi dibandingkan dengan tipe kusta PB. 11,13 Kusta tipe MB lebih banyak terjadi karena kusta tipe MB lebih mudah menular daripada tipe PB. Kusta tipe MB ini berpengarug terhadap sistem imun dan daya tahan tubuh seseorang yang rendah.…”

“…Kusta tipe MB ini berpengarug terhadap sistem imun dan daya tahan tubuh seseorang yang rendah. 13 Pada hasil penelitian ini, pemeriksaan BTA terbanyak pada pasien kusta dengan reaksi dan tanpa reaksi adalah BTA positif yang masingmasing sebanyak 13 orang (68,4%) dan 17 orang (48,5%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Budhi Asih tahun 2015-2018 menyatakan bahwa hasil pemeriksaan BTA terbanyak adalah BTA negatif (64,48%).…”