Karakteristik Dan Aktivitas Antibakteri Asap Cair Dari Biomassa Kayu Putih (Melaleuca Leucadendra) Dan Kayu Jati (Tectona Grandis)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serta aktivitas antibakteri asap cair yang berasal dari biomassa kayu putih (Melaleuca leucadendra) dan kayu jati (Tectona grandis). Asap cair dalam penelitian ini diperoleh melalui kondensasi asap yang dihasilkan dari pirolisis biomassa kayu putih dan kayu jati pada suhu 250°C selama 8 jam. Asap cair yang terbentuk dari kedua biomassa memiliki karakteristik warna cokelat transparan, pH 2,8 (asam), dan masih memiliki bahan padatan terapung. Hasil uji antibakteri asap cair dari kayu putih dan kayu jati dengan metode difusi agar terhadap tiga (3) isolat bakteri patogen yaitu Escherichia coli FNCC 194, Staphylococcus aureus FNCC 0047, dan Pseudomonas aeruginosa FNCC 0156 menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya zona jernih di sekeliling cakram. Hasil uji antibakteri asap cair dari biomassa kayu jati terhadap Staphylococcus aureus FNCC 0047 menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kontrol positif, yaitu Ampicillin 10 mcg. Karakterisasi fisik dan analisis GC-MS digunakan untuk mengetahui komposisi asap cair yang berasal dari dua biomassa yang berbeda. Diketahui bahwa acetic acid merupakan komponen utama yang ditemukan pada kedua sampel, yaitu sebesar 45,35% pada asap cair dari biomassa kayu putih dan 25,35% pada asap cair dari biomassa kayu jati. Selain acetic acid, kandungan fenol juga ditemukan pada kedua asap cair. Asap cair dari biomassa kayu putih mengandung fenol sebesar 6.53%, sedangkan asap cair dari biomassa kayu jati mengandung fenol sebesar 11.19%. Tingginya kandungan fenol yang dimiliki asap cair dari biomassa kayu jati diduga turut berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Identification and Composition of Volatile Compounds in Liquid Smoke Derived from Betara Variety of Areca catechu Husk

“…Furthermore, the table showed that several compounds had the same weight and molecular formula but different compounds names. Liquid smoke resulting from the distillation and adsorption of Areca nut had the most compounds, specifically Methylamine-D2 compounds, which were also present in eucalyptus and teak wood (Suryani et al, 2020). Meanwhile, a significant number of constituents were produced in the distillation and adsorption fraction of liquid smoke, containing carbonyl, acid, and phenolic compounds.…”

Efektivitas Pemurnian Asap Cair Biomassa Serbuk Gergaji dengan Distilasi, Adsorpsi Zeolite dan Karbon Aktif

“…Pemakaian asap cair dapat dilakukan dengan cara penyemprotan, penyuntikan ataupun dengan dicampur langsung pada makanan. (Lingbeck et al, 2014;Pino, 2014;Suryani et al, 2020).…”

“…Asap cair hasil pirolisis disaring dengan kertas saring dan diendapkan selama 24 jam, kemudian diamati secara visual untuk mengetahui keberadaan dari benda terapung dan transparansinya (Alpian et al, 2014;Suryani et al, 2020). Nilai pH dari asap cair diukur menggunakan indikator universal (Albaki et al, 2021) pada asap cair crude, setelah destilasi dan adsorpsi.…”

Kajian Karakteristik Kimia Asap Cair Cangkang Sawit, Tandan Kosong Sawit sebagai Bahan Antibakteri dan Aplikasinya

“…Padil et al (2008) melakukan penelitian proses pirolisis cangkang sawit antara suhu 250-550 O C diperoleh suhu optimum pada suhu 350 O C selama 90 menit menghasilkan asam asetat 9,622%, kadar fenol 4,107% dan senyawa benzopyren tidak terdeteksi. Kandungan fenol dan acetic acid dalam asap cair diduga merupakan komponen utama yang berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri (Suryani et al, 2020); dan mencegah bau busuk pada produk pangan dan karet (Asmawit et al, 2011). Faisal & Gani (2018) menyatakan bahwa asam karboksilat bersama dengan fenol memiliki sifat antimikroba dan antioksidan sehingga mampu menghambat pertumbuhan mikroba berbahaya yang dapat merusak produk makanan.…”

“…Asap cair banyak diaplikasikan sebagai pengawet alami pada pangan tahu (Dewi et al, 2018); antioksidan pada ikan cakalang asap (Leha et al, 2014); menghambat pertumbuhan bakteri (Suryani et al, 2020); pengumpal lateks (Kasim et al, 2015;Priatni et al, 2018); sebagai pengawet meetball selama 6 hari (Handayani et al, 2020); sebagai antioksidan dan penambah cita rasa pada makanan (Ratnawati & Hartanto, 2010); penghilang bau yang efektif dan pengawet alami pada ikan (Sulhatun, 2012); bahan antiseptik pada pencuci tangan (Fauziati, 2012); antioksidan dan antimikroba (Kim et al, 2011;Zuraida et al, 2011); energi alternatif (Sanjaya et al, 2016); pengawet alami dan antimikroba (Lingbeck et al, 2014); bahan aktif antibakteri dan handzanitizer (Abidin et al, 2021); sebagai peptisida alami dan meningkatkan kualitas tanah; digunakan pada industri makanan dan farmasi (Oktarina et al, 2017), bahan anti rayap (Darmadji et al, 1999). Maryam (2015) dalam pelaksanaan penelitiannya menambahkan 2% asap cair bubuk pada sponge cake mengahasilkan citra rasa yang diterima responden dan dapat bertahan selama 8 hari.…”