Asap cair hasil pembakaran cangkang sawit pada proses pirolisis yang diperoleh pada suhu 3000C- 4000C merupakan asap cair yang terbaik yang dapat digunakan sebagai bahan penggumpal lateks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pembakaran cangkang sawit yang optimal melalui proses pirolisis ,sehingga dihasilkan asap cair yang dapat digunakan sebagai penggumpal lateks. Asap cair hasil pembakaran secara pirolisis pada suhu 300-4000C menghasilkan senyawa aktif yang mempunyai peranan sebagai bahan penggumpal lateks yaitu senyawa asam asetat, senyawa phenol dan pH rendah sebagai bahan anti bakteri dan jamur pada lateks.Pada suhu tersebut dihasilkan anti bakteri / anti jamur yaitu E. Colli , Staphilococus aureus dan Salmonella dengan kategori kuat dan sangat kuat. Pada suhu 300-4000C pH yang dihasilkan sebesar 2,8 dan kadar asam asetat yang dihasilkan 50,54% dan phenol yang dihasilkan sebesar 32,59% dimana kedua senyawa kimia ini sangat berpengaruh terhadap penggumpal lateks ,juga berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri .Kelebihan asap cair dibandingakan dengan asam formiat yang biasa digunakan sebagai penggumpal lateks adalah disamping senyawa asam asetat juga mengandung senyawa phenol yang berpengaruh terhadap pH dan anti jamur / bakteri sedangkan asam formiat hanya memberikan pH rendah dan waktu penggumpalan lateks yang cepat .
Edible coatings represent preservation techniques also function as a packaging material that is applied directly to food items including fruits. Its use is intended to extend the shelf life and improve the quality of food products and is biodegradable materials that are more environmentally friendly. Research Stearin use as edible coating on citrus fruits have been done. The use of stearin used was 0%, 0.1% and 0.2% combined with gelatin at a fixed amount that is 2 g. Edible coatings applied to citrus fruit which gained the best results are stearin 0.1% with test results shrinkage lowest weight on day 12 amounted to 5.598% for the treatment of immersion and can retain the vitamin C content of 40.3 mg / 100 g and can maintain antioksioksidan to 12 days with the antioxidant content of 74.7%.ABSTRAKEdible coating merupakan teknik pengawetan sekaligus berfungsi sebagai bahan pengemasan yang diaplikasikan secara langsung pada bahan pangan termasuk buah buahan. Penggunaannya dimaksudkan untuk memperpanjang masa simpan dan memperbaiki kualitas produk pangan serta merupakan bahan yang biodegradable sehingga lebih ramah lingkungan. Penelitian penggunaan Stearin kelapa sawit sebagai edible coating pada buah jeruk telah dilakukan. Penggunaan stearin yang digunakan adalah 0%, 0.1% dan 0.2% yang dikombinasikan dengan gelatin dengan jumlah tetap yaitu 2 g. Edible coating diaplikasikan ke buah jeruk dimana diperoleh hasil terbaik yaitu stearin 0.1% dengan hasil uji susut bobot terendah pada hari ke 12 sebesar 5.598% untuk perlakuan celup dan dapat mempertahankan kandungan vitamin C sebesar 40.3 mg/100 gr serta dapat mempertahankan antioksioksidan sampai 12 hari dengan kandungan antioksidan 74.7%. Kata kunci : Stearin, Edible Coating, buah jeruk
Oil Palm shells , which are agricultural by-products from palm oil processing that contain many chemical compounds has potential to developed into industrial materials. Research has been done show that oil palm shells can be used to produce liquid smoke by pyrolysis method. The main composition of oil palm shell is hemicelluloses, cellulose and lignin. Pyrolysis process of oil palm shells can produced more than 400 active compounds that can be used as an industrial material. In the pyrolysis process hemicelluloses will be degraded into acids, cellulose. Whereas, lignin degraded into phenol. The compound is the role as an antibacterial and antioxidant and beneficial to a preservative food, wood, latex and fertilizer. To get the liquid smoke with good quality needed refining because there are also carcinogenic compounds such as benzoperen /tar. Liquid smoke produced by the process of purifying having the quality of different namely grade 1 as a food preservative , grade 2 as a food preservative raw materials such as raw meat and raw fish and grade 3 as preservative or coagulant latex and wood. Liquid smoke grade 1 and grade 2 obtained from the furification by filtration, destilation and the addition of adsorbents such as zeolites and activative charcoal. Ekpecially for the liquid smoke as an anticeptic in addition to the necessary compounds containing the active components is also required pungent aroma and color of the clear liquid smoke.ABSTRAKCangkang sawit merupakan sisa pengolahan kelapa sawit yang banyak mengandung senyawa kimia dan memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan industri. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa cangkang kelapa sawit dapat digunakan untuk menghasilkan asap cair. Komposisi utama cangkang kelapa sawit adalah hemiselulosa, selulosa dan lignin. Proses pirolisis dari cangkang kelapa sawit dapat menghasilkan lebih dari 400 senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai bahan industri. Dari proses pirolisi hemiselulosa akan terdegrdasi menjadi asam, selulosa, karbonil, sedangkan lignin terdegradasi menjadi phenol. Senyawa tersebut mempunyai peranan sebagai bahan antibakteri, antioksidan dan bermanfaat untuk pengawetan bahan pangan, lateks, kayu, pupuk. Untuk mendapatkan asap cair dengan mutu yang baik diperlukan pemurnian karena masih mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik seperti benzoperen/tar. Asap cair yang dihasilkan dengan proses pemurnian memiliki mutu berbeda-beda yaitu grade 1 sebagai bahan pengawet makanan siap saji, grade 2 sebagai bahan pengawet bahan makanan mentah dan grade 3 sebagai bahan pengawet atau penggumpal lateks dan kayu. Asap cair grade 1 dan grade 2 diperoleh dari hasil pemurnian dengan penyaringan, destilasi dan penambahan adsorben seperti zeolit dan arang aktif. Sedangkan asap cair grade 3 diperoleh dari hasil pirolisis cangkang sawit kemudian disaring tanpa dilakukan redistilasi dan penambahan adsorben seperti zeolit dan arang aktif. Khusus untuk asap cair sebagai bahan antiseptik selain diperlukan senyawa yang mengandung komponen aktif juga diperlukan aroma yang tidak menyengat dan warna asap cair yang jernih. Kata Kunci : Asap cair, cangkang kelapa sawit, pirolisis, senyawa aktif
Palm shell liquid smoke obtained by pyrolysis and redestilasi still produce a pungent smoke flavor and color of yellow to brownish yellow so that the necessary research purification of smoke that can be used as ingredients other than preservatives, such as antiseptic hand wash. The research objective is to reduce the stinging liquid smoke aroma, color is tawny and to identify the characterization of the active components of liquid smoke shell oil refining results in Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). The purification process of liquid smoke with redistilled at a temperature of 2000C and by adding 4.5% zeolite adsorbent made three (3) times the resulting liquid smoke of distillate and residue. Liquid smoke produced from distillate and residue are added activated charcoal as much as 9%, 10.5% and 12%, then stirred with a shaker subsequently allowed to stand for 6 days and 10 days The results of the study showed that liquid smoke purification results of the residue by the addition of activated charcoal as 12% and the time saved for 10 days (A2B2C3) gives flavor and color by 1.94 of 1.84 is odorless, yellowish white color and clarity. While the characteristics of the active components of purification results are predominantly acetic acid and phenol compounds of residues that serve as preservatives, antibacterial and antioxidant compounds while PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon), namely tar, benzoperen, gualakol and siringoll (aroma causes) undetectedABSTRAKAsap cair cangkang sawit yang diperoleh melalui proses pirolisis dan redestilasi masih menghasilkan aroma asap menyengat dan warna kuning hingga kuning kecoklatan sehingga diperlukan penelitian pemurnian asap yang dapat digunakan sebagai bahan lain selain pengawet, seperti antiseptik pencuci tangan. Tujuan penelitian adalah untuk mengurangi aroma asap cair yang menyengat, warna yang masih kuning kecoklatan dan untuk mengidentifikasi karakterisasi komponen aktif asap cair cangkang sawit hasil pemurnian secara Kromatografi Gas Spektrometri Massa (GC-MS). Proses pemurnian asap cair dengan redistilasi pada suhu 2000C dan dengan menambahkan adsorben zeolit 4,5% yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dihasilkan asap cair dari Destilat dan Residu . Asap cair yang dihasilkan dari destilat dan residu ditambahkan arang aktif sebanyak 9%,10,5% dan 12% kemudian diaduk dengan shaker selanjutnya didiamkan selama 6 hari dan 10 hari .Hasil penelitian menunjukkan bahwa asap cair hasil pemurnian dari residu dengan penambahan arang aktif sebanyak 12% dan waktu simpan selama 10 hari ( A2B2C3 ) memberikan aroma sebesar 1,94 dan warna sebesar 1,84 adalah tidak berbau , warna putih kekuningan dan jernih . Sedangkan karakteristik komponen aktif hasil pemurnian yang paling dominan adalah senyawa acetic acid dan phenol dari residu yang berfungsi sebagai bahan pengawet, antibakteri dan antioksidan sedangkan senyawa PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon) yaitu tar, benzoperen, gualakol dan siringoll ( penyebab aroma ) tidak terdeteksi . Kata kunci : asap cair, cangkang sawit, komponen aktif, pemurnian, redestilasi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.