Baja merupakan salah satu bahan struktur yang berfungsi sebagai wadah secara fisik, memberikan kekuatan mekanik, dan struktur penyangga untuk berbagai komponen industri nuklir, bahan tersebut membutuhkan sifat mekanik yang tinggi. Baja S45C memiliki kekuatan mekanik yang sedang sehingga dapat ditingkatkan sifat mekaniknya dengan perlakuan panas. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan karakter mekanik, mikrostruktur, kekerasan, dan komposisi kimia pada Baja S45C. Metode yang digunakan adalah komposisi kimia dengan spark spectrometer, pengujian Tarik menggunakan mesin uji Tarik 50 KN, pengamatan mikrostruktur menggunakan mikroskop optik, dan kekerasan dengan vickers microhardness tester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi kimia sampel pengujian adalah baja S45C, kekuatan tarik baja S45C yang menggunakan sampel tarik pasca perlakuan panas austenisasi, quenching media oli dan tempering 500 OC waktu penahanan 60 menit pendinginan suhu tungku lebih tinggi UTS (Ultimate tensile strength) dengan nilai UTS 805,12 (N/mm2), kekuatan luluh (Y)= 619,14 (N/mm2), dan regangan (e) = 15,00 %. dibandingkan sampel tanpa perlakuan panas dengan nilai (UTS) = 331,9 (N/mm2), kekuatan luluh (Y) = 267,27 (N/mm2) , dan regangan (e) = 20,08 %. Regangan baja S45C sampel tarik standar dan silinder pasca perlakuan panas lebih rendah dibandingkan sampel tanpa perlakuan panas. Mikrostruktur baja S45C tanpa perlakuan panas mempunyai fasa ferit dan perlit, sedangkan pasca quenching dan tempering adalah fasa martemper dan ferit. Semakin lama waktu penahanan pada proses tempering baja S45C, maka akan semakin rendah nilai kekerasan yang didapat. Proses perlakuan panas yang diterapkan pada sampel tarik baja S45C akan meningkatkan ketangguhan baja S45C yang ditandai dengan kenaikan kekuatan tarik dan keuletannya. Kekerasan logam dasar lebih rendah dibandingkan pada daerah patahan yang disebabkan adanya fenomena pengerasan regangan di daerah patahan selama uji tarik berlangsung.