KANDUNGAN ANTIOKSIDAN PADA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Abstract

Indonesia merupakan negara hutan tropis yang luas, maka tak heran negara ini menjadi negara megabiodiversitas. Jamur tiram merupakan salah satu hasil kekayaan alam Indonesia yang memiliki potensi sebagai tanaman kesehatan dan obat. penelitian ini bertujuan untuk memunculkan potensi aktivitas antioksidan pada jamur tiram yang banyak dibudidaya di Kalimantan Timur khususnya Samarinda. Sampel kami ambil dari rumah jamur borneo dan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman. Metode ekstraksi bertingkat menggunakan n-heksan, etil asetat, dan etanol. Metode antioksidan yang digunakan adalah penangkal radikal bebas (DPPH) dengan masing-masing tiga kali pengulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi pada ekstrak air dengan nilai penghambatan 25% pada kosentrasi 100 ppm. Pada ekstrak heksan merupakan hambatan terkecil dengan nilai penghambatan 2,41% pada kosentrasi 25ppm.

Sistem Pakar Diagnosa Hama Dan Penyakit Tanaman Jamur Tiram Putih Menggunakan Metode Certainty Factor Dengan Penelusuran Forward Chaining

“…Menurut hasil penelitian jamur tiram mengandung 19%-35% protein lebih tinggi dibanding kan beras 7,38% atau gandum 13,2%. Kandungan lain dari jamur tiram diantaranya adalah asam amino, vitamin B1, B2, vitamin C dan masih banyak kandungan lainnya [1] [2].…”

“…Bentuk tudung jamur ini menyerupai cangkang kerrang atau tiram degan bagian tepi bergelombang. Jamur ini memiliki bentuk tangkai tudung menyerupai cangkang kerang dengan bagian tengah cekung dan berwarna putih sampai krem [2] [1] Pada budidaya jamur tiram, suhu udara memang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan dan buah yang optimal. Suhu yang optimal pada pertumbuhan jamur tiram dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi memerlukan suhu udara 22-280 C dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu 16-220C.…”

Efek Penambahan Limbah Lokal Jerami Dan Sekam Padi Bagi Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

“…Menurut Nasreen et al (2016), cendawan yang dapat dimakan (edible mushrooms) memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Cendawan mengandung asam amino, asam lemak, dan karbohidrat (Egra et al, 2018) yang dibutuhkan bagi tubuh manusia. Sebagai bahan obat, tiram putih (P. ostreatus) bermanfaat sebagai antikolesterol (Aryantha et al, 2010), antitumor (Facchini et al, 2014), antikanker (Wu et al, 2011), antioksidan (Jayakumar et al, 2011), antibakteri dan antifungi (Hearst et al, 2009).…”

Quantitative Analysis of Histidine Amino Acid as a Predictor of Ergothioneine in the Drying and Frying Process of White Oyster Mushrooms (Pleurotus ostreatus)

“…People consume oyster mushroom because it tastes good and delicious. White oyster mushroom contains high protein up to 35% and low fat about 2.2% 1 . White oyster mushroom is one type of mushroom which has a higher nutritional content than other mushrooms.…”

“…White oyster mushroom is one type of mushroom which has a higher nutritional content than other mushrooms. Oyster mushroom contains up to 35% protein, 9 kinds of amino acids, 2.2% fat consisting of 72% unsaturated fatty acids and carbohydrates in every 100 gr of white oyster mushrooms 1 . Besides, white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) has the potential to be an antioxidant since it contains phenolic compounds, ergothioneine, selenium, and vitamin C 2 .…”