Kajian Teknis Sistem Penirisan Tambang Terbuka Batubara

Abstract

Pit penambangan PT Darma Henwa, Tbk memiliki tiga daerah tangkapan hujan yang masing-masing memiliki satu sump yaitu Sump I, Sump II, dan Sump III. Sejalan dengan kemajuan tambang, pada lokasi Sump III dilakukan kegiatan penggalian batubara sehingga air yang seharusnya masuk ke Sump III dialirkan menuju Sump I. Hal ini menyebabkan air yang masuk melebihi daya tampung Sump I. Penelitian ini juga mengevaluasi Sump II, untuk mencegah meluapnya air dari Sump II menuju Sump I.Metode yang digunakan untuk pengolahan data curah hujan rencana dan intensitas curah hujan adalah Log Person tipe III dan Mononobe. Sedangkan perhitungan debit limpasan permukaan, debit saluran, daya tampung sump menggunakan Persamaan Rasional, Manning, dan Water Balance. Luas daerah tangkapan hujan dan volume aktual sump didapatkan dengan bantuan software Autodesk LDD 2004.Curah hujan harian rencana maksimum daerah Asam Asam sebesar 110,52 mm dengan intensitas curah hujan sebesar 268,07 mm/jam. Debit total yang masuk yaitu 15,28212 m3/detik untuk Daerah Tangkapan Hujan I dan 4,16392 m3/detik untuk Daerah Tangkapan Hujan II. Volume maksimal Sump I (504,85 m3) memiliki ketahanan selama 0,55 menit dan volume maksimal Sump II (538,31 m3) memiliki ketahanan selama 2,17 menit. Penambahan volume untuk Sump I menjadi 5.915,5 m3 dan Sump II menjadi 1.610,5 m3. Pompa Volvo Penta SE-405 pada 1700 rpm memiliki kapasitas 0,0778 m3/detik pada total head 52,214 m dengan efisiensi 76% dan daya poros sebesar 54 kW. Pompa Multiflo MF 160 pada 1700 rpm memiliki kapasitas 0,0254 m3/detik pada total head 24,107 m dengan efisiensi 25% dan daya poros sebesar 46 kW. Terdapat 1 parit yang perlu perbaikan dimensi. Kata-kata kunci: Sump, Log Person, Mononobe, water balance, head

PENGARUH EKSTRAK KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri) TERHADAP SERANGAN RAYAP KAYU KERING (Cryptotermes cynocephalus): PENELITIAN PENDAHULUAN

“…Anatomi dan kerapatan kayu berpengaruh terhadap tingkat retensi dan penetrasi bahan pengawet. Pada kayu karet, rata-rata nilainya sangat rendah yaitu kurang dari 10% (Putri, Herawati, & Batubara, 2013), namun keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak dilakukannya pengujian retensi dan penetrasi bahan pengawet ekstrak kayu ulin terhadap sampel kayu karet. Kadar air kayu sebelum pengawetan juga memiliki dampak terhadap hasil penelitian.…”

“…Kadar air kayu sebelum pengawetan juga memiliki dampak terhadap hasil penelitian. Semakin rendah kadar air di dalam kayu maka rongga sel dapat terisi bahan pengawet sehingga tingkat absorbsi retensi lebih tinggi (Putri et al, 2013). Kadar air kayu sampel sebelum diawetkan sebesar ±20%, yaitu sesuai dengan kondisi kayu di dalam ruangan tanpa perlakuan pengeringan.…”

“…Pada penelitian ini digunakan variasi suhu dan waktu perendaman. Penelitian sebelumnya menyatakan kayu karet memiliki nilai keawetan yang tinggi setelah direndam dengan pengawet CCB selama tujuh hari pada suhu kamar (Arsad, 2009) atau pengawet asam borat pada suhu 100°C dan dibiarkan dingin selama dua hari (Putri et al, 2013).…”

Case Study of Pump Planning at PIT Donggang Utara Blok 32 Open Mining, PT Buana Bara Ekapratama

“…Pengukuran langsung dilakukan pada lokasi penelitian untuk mendapatkan nilai julang total. Terdapat dua cara untuk menentukan nilai julang total yaitu dengan menggunakan persamaan bernauli (Putra et al, 2014) atau menggunakan perhitungan berdasarkan nilai kehilangan yang disebabkan beda ketinggian, belokan, kecepatan aliran dan faktor lainnya (Alur et al, 2014), julang total dapat dihitung dengan persamaan:…”