2019
DOI: 10.24198/jt.vol12n2.5
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kajian Proses Destilasi Fraksinasi Biodiesel Kemiri Sunan (Reutealis trisperma)

Abstract: Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati. Kemiri sunan (Reutealis trisperma) merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai bahan baku biodiesel. Untuk mendapatkan mutu biodiesel yang optimal, perlu dilakukan peningkatan asam lemak ester yang relevan melalui proses destilasi fraksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur destilasi fraksinasi terhadap mutu biodiesel, mengetahui fraksi biodiesel dengan rendemen dan mutu terbaik, serta menge… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(2 citation statements)
references
References 7 publications
(11 reference statements)
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Sektor transportasi merupakan sektor yang paling besar dalam menggunakan BBM (BPPT 2014). Semakin meningkatnya konsumsi energi yang terus menerus mengakibatkan ketersediaan energi dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui semakin berkurang (Emmaputri et al 2019).…”
Section: A Latar Belakangunclassified
“…Sektor transportasi merupakan sektor yang paling besar dalam menggunakan BBM (BPPT 2014). Semakin meningkatnya konsumsi energi yang terus menerus mengakibatkan ketersediaan energi dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui semakin berkurang (Emmaputri et al 2019).…”
Section: A Latar Belakangunclassified
“…Green diesel mempunyai jumlah atom karbon C15 -C18 yang memiliki titik didih 250⁰C -400⁰C [1]. Apabila ditinjau dari kebutuhan mesin dan kebutuhan proses, temperatur distilasi yang optimal pada green diesel adalah 260⁰C -330⁰C [4]. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses distilasi adalah adanya refluks.…”
unclassified