2021
DOI: 10.37637/ab.v5i1.858
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kajian Etnobotani Tumbuhan Famili Clusiaceae di Kawasan Kebun Raya Banua Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia

Abstract: Kajian etnobotani meliputi kajian botani, kajian etnofarmakologi, kajian etnoantropologi, kajian etnoekonomi dan kajian etnolinguistik. Kajian etnobotani tumbuhan khususnya tumbuhan dari famili Clusiaceae belum pernah dilaporkan, padahal jenis-jenis tumbuhan ini memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai bahan obat, pangan dan keperluan ekonomis lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian etnobotani tumbuhan famili Clusiaceae yang dikoleksi di Kebun Raya Banua Banjarbaru. Pengambilan da… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

1
4

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(4 citation statements)
references
References 12 publications
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Di Kota Langsa, Aceh jenis tumbuhan yang ditanam di pekarangan dan biasa dikonsumsi dalam bentuk buah serta memiliki khasiat obat antara lain jambu air (Syzygium aqueum), jambu biji (Psidium guajava), belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), jambu air merah (Syzygium semarangense), dan nangka (Artocarpus heterophyllus) (Samantha & Almalik, 2019), selain itu lahan yang tersedia dapat dijadikan pembelajaran dengan observasi, investigasi, dan praktek lapangan (Nurwidodo et al, 2022) Walaupun pekarangannya memadai, pengelolaan jenis-jenis tumbuhan yang ternyata belum maksimal. Banyak tumbuhan yang kondisinya tidak terawat, pertumbuhannya tidak baik, dan bahkan sekarat atau hampir mati, hal ini menyesuaikan dengan bagian tumbuhan yang digunakan daun, akar/rimpang, batang, kulit, bunga, biji, gel dan getah (Rahmadani et al, 2021).…”
Section: |220unclassified
“…Di Kota Langsa, Aceh jenis tumbuhan yang ditanam di pekarangan dan biasa dikonsumsi dalam bentuk buah serta memiliki khasiat obat antara lain jambu air (Syzygium aqueum), jambu biji (Psidium guajava), belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), jambu air merah (Syzygium semarangense), dan nangka (Artocarpus heterophyllus) (Samantha & Almalik, 2019), selain itu lahan yang tersedia dapat dijadikan pembelajaran dengan observasi, investigasi, dan praktek lapangan (Nurwidodo et al, 2022) Walaupun pekarangannya memadai, pengelolaan jenis-jenis tumbuhan yang ternyata belum maksimal. Banyak tumbuhan yang kondisinya tidak terawat, pertumbuhannya tidak baik, dan bahkan sekarat atau hampir mati, hal ini menyesuaikan dengan bagian tumbuhan yang digunakan daun, akar/rimpang, batang, kulit, bunga, biji, gel dan getah (Rahmadani et al, 2021).…”
Section: |220unclassified
“…KRB memiliki tiga zona yang terdiri atas zona penerima, zona pengelola, dan zona koleksi (Perda KRB, 2021). Zona terakhir tersebut merupakan tempat berbagai spesies tumbuhan dikoleksi, seperti binjai (Mangifera caesia), kalangkala (Litsea angulata), kasturi (Mangifera casturi), ulin (Eusideroxylon zwageri) (Admindisporabudpar, 2017), beberapa tumbuhan famili Clusiaceae (Rahmadani et al, 2022), serta tumbuhan famili Rubiaceae yang dilaporkan kali ini.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…), Manggis Burung (Garcinia porrecta Laness), and Asam Kandis (Garcinia xanthochymus Hook.) are also used as medicinal plants (Rahmadani et al, 2021). However, plants utilized as TOGA are generally found in yards and intentionally cultivated by communities because of their benefits, such as kumis kucing, binahong, noni leaves, brotowali, lime, ginger, and moringa (Diana Sari et al, 2015;Soendjoto et al, 2023) Based on interviews conducted with students, it is known that the lack of knowledge among students about plants results in their inability to recognize various types of plants, including medicinal ones.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%