2022
DOI: 10.19087/imv.2022.11.3.322
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kadar Albumin Darah Sapi Bali Betina di Sentra Pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi Bali

Abstract: Albumin merupakan protein plasma yang sebagian besar dihasilkan oleh hati. Albumin memiliki berbagai fungsi yang sangat penting bagi kesehatan yaitu pembentukan jaringan sel baru, mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang rusak, serta penting dalam memelihara tekanan cairan intravaskuler.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar albumin darah sapi bali betina dewasa di Sentra Pembibitan Sapi Bali Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Sebanyak 25 ekorsapi bali betina… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2024
2024
2024
2024

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Penyebaran trematodosis dipengaruhi oleh faktor topografi, iklim dan faktor lain yang ada hubungannya dengan tatalaksana beternak, terutama adanya vektor siput Lymnaea sp.sebagai inang antara (Munadi, 2011). Rendahnya populasi siput sebagai inang antara juga berpengaruh terhadap rendahnya prevalensi trematodosis (Mubarok et al, 2015). Adanya variasi tingkat infeksi parasit secara keseluruhan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan yang berbeda, nutrisi, sistem manajemen pemeliharan, musim, umur, jenis sapi dan metode diagnosa yang digunakan (Dwinata et al, 2018) Berdasarkan hasil pemeriksaan (Tabel 2) teridentifikasi jenis cacing yang dominan menginfeksi pada kedua system pola pemeliharaan sapi adalah jenis Nematoda yaitu spesies: Strongyloides sp, Cooperia sp, Trichostrongylus sp dan jenis protozoa spesies Eimeria sp dan Buxtonella sp, meskipun jumlah teridentifikasi lebih banyak pada pola pemeliharaan sapi secara semi intensif dibandingkan pola pemeliharaan sapi secara intensif, tetapi pada kedua system tersebut sama-sama terinfestasi, artinya pola penyebaran infestasi cacing tersebut memiliki resiko kerugian yang sama bagi produktivitas ternak.…”
Section: Materi Dan Metodeunclassified
“…Penyebaran trematodosis dipengaruhi oleh faktor topografi, iklim dan faktor lain yang ada hubungannya dengan tatalaksana beternak, terutama adanya vektor siput Lymnaea sp.sebagai inang antara (Munadi, 2011). Rendahnya populasi siput sebagai inang antara juga berpengaruh terhadap rendahnya prevalensi trematodosis (Mubarok et al, 2015). Adanya variasi tingkat infeksi parasit secara keseluruhan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan yang berbeda, nutrisi, sistem manajemen pemeliharan, musim, umur, jenis sapi dan metode diagnosa yang digunakan (Dwinata et al, 2018) Berdasarkan hasil pemeriksaan (Tabel 2) teridentifikasi jenis cacing yang dominan menginfeksi pada kedua system pola pemeliharaan sapi adalah jenis Nematoda yaitu spesies: Strongyloides sp, Cooperia sp, Trichostrongylus sp dan jenis protozoa spesies Eimeria sp dan Buxtonella sp, meskipun jumlah teridentifikasi lebih banyak pada pola pemeliharaan sapi secara semi intensif dibandingkan pola pemeliharaan sapi secara intensif, tetapi pada kedua system tersebut sama-sama terinfestasi, artinya pola penyebaran infestasi cacing tersebut memiliki resiko kerugian yang sama bagi produktivitas ternak.…”
Section: Materi Dan Metodeunclassified