2013
DOI: 10.24821/resital.v14i1.394
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Jaipongan: Genre Tari Generasi Ketiga dalam Perkembangan Seni Pertunjukan Tari Sunda

Abstract: ABSTRAK Seni pertunjukan tari Sunda hingga saat ini telah diisi dengan tiga genre tari yang diciptakan oleh tiga tokoh pembaharu tari Sunda, yaitu Rd. Sambas Wirakusumah yang menciptakan genre tari Keurseus sekitar tahun 1920- an, Rd. Tjetje Somantri yang menciptakan genre tari Kreasi Baru sekitar tahun 1950-an, dan Gugum Gumbira Tirasondjaya yang menciptakan genre tari Jaipongan pada awal tahun 1980-an. Ketiga genre tari tersebut memiliki citra estetiknya sendiri-sendiri sesuai latar budaya generasinya masing… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
2
0
3

Year Published

2014
2014
2023
2023

Publication Types

Select...
6
3

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
3
Order By: Relevance
“…Suku Sunda sendiri merupakan salah satu suku bangsa dengan jumlah populasi terbesar kedua (15.5%) di antara 633 suku bangsa lainnya di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2015), dan umumnya tinggal di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten (Subroto, 2022). Budaya Sunda dapat dikatakan budaya yang kaya, tidak hanya kaya akan karya seni yang bersifat fisik, seperti alat musik angklung (Nugraha, 2015), dan arsitektur tradisional Sunda (Suharjanto, 2014), dan tetapi juga kaya akan karya seni pertunjukan, seperti tari Jaipong (Ramlan, 2013), dan kesenian Sisingaan (Junaedi et al, 2017). Lebih lanjut lagi, Suku Sunda kaya akan nilai filosofi hidup, contohnya, nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan Soméah Hade ka Sémah yang mengandung makna ramah, bersikap baik, menjaga, menjamu dan membahagiakan setiap orang (Hidayat & Hafiar, 2019), dan filosofi Cageur Bageur Bener Pinter tur Singer (sehat, baik hati, benar, pinter, kreatif) (Utami, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Suku Sunda sendiri merupakan salah satu suku bangsa dengan jumlah populasi terbesar kedua (15.5%) di antara 633 suku bangsa lainnya di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2015), dan umumnya tinggal di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten (Subroto, 2022). Budaya Sunda dapat dikatakan budaya yang kaya, tidak hanya kaya akan karya seni yang bersifat fisik, seperti alat musik angklung (Nugraha, 2015), dan arsitektur tradisional Sunda (Suharjanto, 2014), dan tetapi juga kaya akan karya seni pertunjukan, seperti tari Jaipong (Ramlan, 2013), dan kesenian Sisingaan (Junaedi et al, 2017). Lebih lanjut lagi, Suku Sunda kaya akan nilai filosofi hidup, contohnya, nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan Soméah Hade ka Sémah yang mengandung makna ramah, bersikap baik, menjaga, menjamu dan membahagiakan setiap orang (Hidayat & Hafiar, 2019), dan filosofi Cageur Bageur Bener Pinter tur Singer (sehat, baik hati, benar, pinter, kreatif) (Utami, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berikut ini adalah pola tepak Mincid yang merupakan salah satu dari pola tepak kendang jaipongan yang paling dasar. Pola tepak Mincid digunakan untuk mengiringi gerak tari Mincid yaitu gerakan peralihan dalam struktur tari Jaipongan (Ramlan, 2013).…”
Section: Pola Kendangunclassified
“…The process of creating the Jaipongan dance, starting from exploration and surveying throughout West Java, was initiated by Gugum Gumbira in 1974. The distinctive feature of Jaipongan in each of his works is the existence of standard patterns in the arrangement of movements such as; opening (opening early), pencugan, nibakeun, and ngagoongkeun (end) [10]. Ethnochoreology, from its beginnings, has been continuously linked with related fields of study, initially including foklore, ethnology, and from the late 1970s dance anthropology [11].…”
Section: A Jaipongan Kawung Anten Dancementioning
confidence: 99%