Internalisasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Pada Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Abstract

Indonesia is one of the largest multi-cultural countries in the world. This can be seen from how wide and diversity of socio-cultural and geographical conditions. Diversity is wealth for a nation. However, it can also be a source of conflict that is not properly managed. As a religion with 87.2% or 207 million Muslims in Indonesia, Islam has a very important role in maintaining this diversity, and this must be taught in education, especially in the subject of Islam. This research uses a descriptive qualitative approach. The type of research is library research. This article will be used to develop a curriculum, based on the values of cultural wisdom as an effort to care for diversity.Keywords: Local Wisdom, Curriculum Development, Islamic Education

Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal dalam Membentuk Karakter Peserta Didik

“…Salah satu desentralisasi pendidikan adalah desentralisasi kurikulum (Muflihin, 2020). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hanya menentukan standar-standar minimal yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan di tingkat daerah.…”

“…Tujuan dan keinginan orang tua, peserta didik, pendidik, yayasan, sekolah atau pendidikan lanjut, dan stakeholder menjadikan bahan pertimbangan dan termasuk dalam kurikulum (Muflihin, 2020). Kurikulum didesain untuk menyeimbangkan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skill dan hard…”

“…Sibarani menyimpulkan bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan asli (indigenous knowledge) atau kecerdasan lokal (local genius) suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat dalam rangka mencapai kemajuan komunitas baik dalam penciptaan kedamaian maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat (Muflihin, 2020). Kearifan lokal itu mungkin berupa pengetahuan lokal, keterampilan lokal, kecerdasan lokal, sumber daya lokal, proses sosial lokal, norma-etika lokal, dan adat-istiadat lokal.…”