Inisiasi Apoteker Keluarga Unggulan Dengan Pendekatan Real Teaching Action Di Desa Sendang

Abstract

Rational drug use is a very warm discussion in the health care system in Indonesia. This is possible because of reports of the occurrence of errors in the selection and use of drugs freely by the community without based on adequate knowledge, causing undesirable side effects. Real Teaching Action (RTA) is an effort to improve people's knowledge through short learning activities about drug information. The information conveyed among others is about the classification of drugs, the steps to use the drug "DAGUSIBU" (Get, Use, Save and Dispose of), self-medication and route of administration of the drug. The measurement method used is a pretest and posttest design to measure the success rate of the program which is divided into 5 measurements. The location used as an activity is in Sendang Village, Purwantoro Subdistrict, Wonogiri Regency, Central Java, with the target of housewives who are then referred to as AKU (Superior Family Pharmacists) cadres. The results of the activity are known to have increased the knowledge of respondents through pretest-posttest with a percentage value of 27.19%-97%. So it can be concluded that the RTA approach is able to provide a good understanding of AKU cadre training

Edukasi Metode Dagusibu Dalam Pengelolaan Obat Swamedikasi Pada Kelompok Ibu Rumah Tangga

“…Obat sebagai salah satu unsur yang penting dalam pelayanan kesehatan, mulai dari upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosa, pengobatan dan pemulihan harus selalu tersedia pada saat dibutuhkan (Kemenkes RI, 2020). Obat adalah bahan atau paduan bahan yang digunakan untuk mempengaruhi system biologi atau keadaan patologi dalam mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia (Khoiry et al, 2019). Pengetahuan terkait penyakit dan juga cara penangannya menjadi salah satu hal yang diperlukan oleh masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya (Fortuna et al, 2022).…”

Pengaruh Metode Cbia Pada Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Dalam Swamedikasi Obat

“…Penggunaan obat yang rasional tanpa bimbingan tenaga kesehatan dapat menghasilkan kemungkinan lebih besar terapi yang tidak tepat, atau diagnosis yang terlewatkan, keterlambatan pengobatan yang sesuai, resistensi patogen dan peningkatan kematian (Chouhan and Prasad, 2016). Apoteker sebagai salah satu tenaga kesehatan sudah semestinya berperan sebagai pemberi informasi khususnya obat-obatan yang dipakai dalam swamedikasi (Jajuli and Sinuraya, 2018) sehingga penggunaan obat menjadi lebih rasional (Khoiry et al, 2019).…”