Indeks Kesehatan Terumbu Karang di Perairan Siantan Selatan, Kabupaten Kepulauan Anambas

Abstract

Kondisi ekosistem terumbu karang di perairan Siantan Selatan telah mengalami penurunan akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan bom dan potassium. Kerusakan terumbu karang mengakibatkan penurunan produtivitas dan keanekaragaman ekosistem terumbu karang. Analisis indeks kesehatan terumbu karang bertujuan untuk menggambarkan dan membandingkan kondisi terumbu karang di beberapa lokasi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menilai indeks kondisi kesehatan terumbu di 22 stasiun penelitian yang terletak di tiga lokasi yaitu, Pulau Kiabu, Pulau Bawah dan Pulau Telaga. Analisis indeks kesehatan terumbu karang dilakukan berdasarkan presentase tutupan karang, biomassa ikan karang dan tingkat resiliensi. Hasil penelitian menunjukkan Pulau Telaga memiliki nilai indeks kesehatan terumbu karang tertinggi dengan nilai berkisar 5 -10, sedangkan Pulau Kiabu dan Pulau Bawah dengan nilai 2 - 7 dan 3 - 8. Analisis korelasi biomassa ikan karang dengan presentase tutupun karang menujukkan korelasi positif dimana tutupan karang yang tinggi memiliki biomassa ikan yang tinggi.

Kajian Ikan Terumbu Karang dengan persentase Tutupan Terumbu Karang Hidup di Kawasan Konservasi Perairan Tanjung Labu Kabupaten Bangka Selatan

“…Hubungan Ikan Terumbu Karang dengan Terumbu Karang Hidup Hubungan terumbu karang hidup dengan ikan terumbu karang, berkaitan dengan habitat hidup bagi ikan terumbu karang seperti mencari makanan, bermain, memijah, berlindung dari predator/pemangsaan, sehingga ikan terumbu karang bergantung pada tutupan komunitas terumbu karang. Penurunan jumlah individu dan jenis ikan terumbu karang merupakan respon terhadap kerusakan tutupan komunitas karang (Ritonga et al, 2022;Rumkorem et al, 2019;Winata et al, 2022). Adapun hubungan ikan terumbu karang dengan terumbu karang hidup disajikan pada gambar grafik sebagai berikut :…”

“…Family Siganidae memiliki kelimpahan terendah, dan ditemukan hanya pada stasiun 2 sebanyak 1 individu, hal tersebut dikarenakan Family Siganidae bersifat soiter (sendiri), selain itu diduga tingginya penangkapan pada ikan Family siganidae pada perairan Tanjung Labu mengingat aktivitas penangkapan yang dilakukan masyarakat menggunakan sero diatas terumbu karang yang relatif banyak (12 sero). (Madduppa., 2013;Ritonga et al, 2022), mengatakan family Siganidae bersifat soliter maupun berkelompok, rendahnya kelimpahan pada ikan target disebabkan karena tingginya penangkapan ikan terumbu karang secara destruktif.…”

“…Pada stasiun 1 secara keseluruhan jumlah kelimpahan ikan terumbu karang lebih rendah dibandingkan dengan statiun 4, akan tetapi pada family Pomacentridae dan family Labridae jumlah individu lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun 1 sehingga menghasilkan biomassa yang tinggi. Biomassa ikan terumbu karang yang tinggi berkaitan dengan jumlah individu yang tinggi dan ukuran tubuh yang panjang (Fazillah et al, 2020; I. M. R. Putra et al, 2018;Ritonga et al, 2022).…”

“…Terumbu karang yang baik menjadi habitat ikan terumbu karang untuk memijah, mencari makan, bermain dan berlindung dari predator. Terumbu karang yang baik akan diikuti kelimpahan, keanekaragaman dan biomassa ikan terumbu karang yang tinggi (Rachmawati et al, 2021;Ritonga et al, 2022). Penelitian terkait dengan terumbu karang dan ikan terumbu karang dapat menggambarkan kondisi perairan, telah banyak penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya pada Kawasan konservasi diantaranya yang dilakukan (Sinaga.…”