Implementasi Pembelajaran Berbasis Kurikulum Merdeka pada Peserta Didik Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri No 16 Pontianak Utara

Abstract

Driving school was born from an education system that was worried about the occurrence of loss learning during the Covid 19 pandemic. The purpose of this study was to examine qualitatively descriptively about the implementation of literacy and numeracy learning in the students of SD Negeri 16 Siantan, North Pontianak, as one of the selected driving schools in the province of West Kalimantan. This research method is qualitative, by collecting primary data generated from field observations (schools), interviews with several related parties such as school principals, classroom teachers, students, and campus ambassadors teaching 3 (KM 3) and supported by data secondary data obtained from references or literature relevant to the research topic. Based on the research activities carried out, it can be concluded that the implementation of driving curriculum-based learning related to literacy and numeracy skills has been carried out well even though it requires adjustments to room conditions and the limited supporting facilities available. The number of students in the study group and the learning support model tools determine the effectiveness of learning with an independent curriculum.

Implementasi Budaya Literasi, Numerasi dan Teknologi di SDN 1 Purbadana Melalui Program KM 5

“…Hal inilah yang membuat minat baca di kalangan pelajar termasuk sekolah dasar menjadi menurun. Penurunan minat baca siswa usia sekolah dasar diakibatkan peranan gadget, keadaan tersebut semakin memburuk dengan adanya pembelajaran online selama pandemi covid-19 (Warsidah et al, 2022). Penurunan minat baca siswa-siswa ini berdampak pada keterampilan membaca dan berhitung siswa, dimana keterampilan ini wajib dan layak dimiliki oleh semua orang termasuk siswa SD (Pratiwi & Sudibyo, 2018).…”

“…Penurunan minat baca siswa-siswa ini berdampak pada keterampilan membaca dan berhitung siswa, dimana keterampilan ini wajib dan layak dimiliki oleh semua orang termasuk siswa SD (Pratiwi & Sudibyo, 2018). Pada kenyataannya, masih terdapat sekolah terutama untuk siswa kelas rendah seperti kelas satu, dua, dan tiga sekolah dasar mengalami penurunan kemampuan membaca dan kemampuan mengenali huruf serta numerik (Warsidah et al, 2022). Keadaan dan kondisi seperti inilah yang menjadikan salah satu kesulitan bagi sekolaj untuk melacak titik terang salah satunya dengan mengerahkan kemampuan yang dimiliki serta melibatkan beberapa pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut.…”

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Bahasa Jawa di SMP Kabupaten Pemalang

“…The key to the success of implementing the Merdeka Curriculum is the willingness of principals and teachers to make changes. The principal, as a leader, must be able to change the mindset of human resources in the school to make changes to implement the Merdeka Curriculum (Warsidah et al, 2022). Based on the description above, it can be concluded that the Merdeka Curriculum provides opportunities for teachers to be more accessible in developing learning tools and provides freedom for students to adjust their learning needs and interests.…”

The Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri 3 Surakarta

“…Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kurikululum tersebut telah dilakukan semaksimal mungkin dan saat ini masih berlangsung, meskipun pada pelaksanaannya masih banyak hambatan ataupun kekurangan. Kedua, penelitian berjudul "Implementasi Pembelajaran Berbasis Kurikulum Merdeka pada Peserta Didik Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri No 16 Pontianak Utara" yang dilakukan oleh Warsidah et al (2022) menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa dalam proses pembelajaran di Kurikulum Merdeka telah berjalan dengan baik, walaupun membutuhkan adaptasi mengenai sarana prasana yang terdapat di sekolah.…”

“…Kunci keberhasilan dari adanya penerapan Kurikulum Merdeka adalah dari kepala sekolah dan guruyang memiliki kemauan untuk melakukan perubahan. Kepala sekolah selaku pemimpin harus dapat merubah mindset sumber daya manusia yang ada di sekolah untuk melakukan perubahan, sehingga Kurikulum Merdeka dapat diterapkan (Warsidah et al, 2022). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka memberi peluang pada guru agar lebih leluasa dalam melakukan pengembangan perangkat pembelajaran dan memberikan kebebasan untuk siswa menyesuaikan kebutuhan dan minat belajarnya.…”