2018
DOI: 10.36051/jiki.v12i1.30
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Tingkat Stres Dengan Siklus Menstruasi Yang Tidak Teratur Pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung

Abstract: Siklus menstruasi yang tidak teratur merupakan gangguan menstruasi yang terjadi diluar interval siklus menstruasi normal. Stres merupakan respon tubuh sifatnya nonspesifik terhadap beban yang merupakan respon fisiologis, psikologis, perilaku dari manusia yang mencoba untuk beradaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi yang tidak teratur pada mahasiswa sekolah tinggi ilmu kesehatan immanuel Bandung… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…(30) Orang yang memiliki kebiasaan berolahraga dapat menurunkan tingkat stress. Saat berolahraga, hormon kortisol dan hormon epinefrin yang merupakan hormon stres akan menurun, sehingga mereka yang rutin melakukan olahraga akan lebih tahan terhadap stres fisik dan mental (25) Tidak adanya hubungan antara kebiasaan berolahraga terhadap tingkat stres dalam penelitian ini, menggambarkan bahwa tidak terdapat perbedaan stres yang sigfnifikan antara orang yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dengan orang yang mempunyai kebiasaan berolahraga. Hal tersebut dapat terjadi karena responden yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga masih bisa mengatasi stres dengan berbagai strategi coping lainnya, sedangkan sampel yang mempunyai kebiasaan berolahraga masih dapat mengalami stres berat.…”
Section: Lokasi Penelitian Ini Berada DIunclassified
“…(30) Orang yang memiliki kebiasaan berolahraga dapat menurunkan tingkat stress. Saat berolahraga, hormon kortisol dan hormon epinefrin yang merupakan hormon stres akan menurun, sehingga mereka yang rutin melakukan olahraga akan lebih tahan terhadap stres fisik dan mental (25) Tidak adanya hubungan antara kebiasaan berolahraga terhadap tingkat stres dalam penelitian ini, menggambarkan bahwa tidak terdapat perbedaan stres yang sigfnifikan antara orang yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga dengan orang yang mempunyai kebiasaan berolahraga. Hal tersebut dapat terjadi karena responden yang tidak mempunyai kebiasaan berolahraga masih bisa mengatasi stres dengan berbagai strategi coping lainnya, sedangkan sampel yang mempunyai kebiasaan berolahraga masih dapat mengalami stres berat.…”
Section: Lokasi Penelitian Ini Berada DIunclassified
“…Hemoglobin dalam darah akan menurun dan berisiko terjadinya anemia 8 . Siklus menstruasi yang terganggu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, berat badan, aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan gizi 9 .…”
Section: Siklus Menstruasiunclassified