2013
DOI: 10.23917/biomedika.v5i2.263
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalijambe

Abstract: The state of nutritional status of children in Central Java based on index of height for age data obtained 16.9% of children who have growth in a very short, short 17.0% of infants and 66.1% of normal infants. Economic growth in Sragen in 2000 was 2.85%, decreased in 2001 to 2.26%, and increased in 2002-2003, respectively 2.93% and 3.26%. Research methode was observational cross sectional analytic approach. The number of samples was 65 toddlers. Data analysis using Chi Square. The nutritional status of childre… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
1
0
22

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 23 publications
(23 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
22
Order By: Relevance
“…Penelitian sebelumnya bertentangan dengan hasil penelitian ini dengan mengatakan bahwa pendapatan dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB memiliki hubungan bermakna. 22 Penelitian lain yang dilakukan di Kabupaten Sragen juga mendukung pernyataan tersebut dengan menyatakan bahwa korelasi antara pendapatan dengan status gizi balita adalah berhubungan dan menghasilkan nilai p=0,001. 23 Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan adanya faktor lain selain pendapatan yang dapat menentukan status gizi balita, seperti faktor pendistribusian pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pangan dapat menentukan pemenuhan kebutuhan gizi dan berpengaruh terhadap status gizi balita.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian sebelumnya bertentangan dengan hasil penelitian ini dengan mengatakan bahwa pendapatan dengan status gizi balita berdasarkan BB/TB memiliki hubungan bermakna. 22 Penelitian lain yang dilakukan di Kabupaten Sragen juga mendukung pernyataan tersebut dengan menyatakan bahwa korelasi antara pendapatan dengan status gizi balita adalah berhubungan dan menghasilkan nilai p=0,001. 23 Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan adanya faktor lain selain pendapatan yang dapat menentukan status gizi balita, seperti faktor pendistribusian pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pangan dapat menentukan pemenuhan kebutuhan gizi dan berpengaruh terhadap status gizi balita.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Terkait hal di atas keterlambatan tumbuh kembang pada anak dikarenakan kurangnya orang tua mengenal tanda bahaya perkembangan anak, kurangnya pemeriksaan deteksi dini atau skrining perkembangan pada anak dan kurangnya keterlibatan langsung orang tua dengan anak atau stimulasi dari selain orang tua. Akan sangat berpengaruh, seorang ibu yang berpengetahuan tentang stimulasi dini dengan ibu yang berpengetahuan stimulasi dini yang rendah akan beresiko lebih besar untuk mengalami dugaan keterlambatan perkembangan (7). Masalah yang akan terjadi tidak hanya keterlambatan perkembangan seperti yang dijelaskan di atas tetapi adapun faktor penghambat perkembangan lain terhadap balita yaitu gizi kurang, gizi kurang merupakan salah satu masalah kesehatan yang berkontribusi terhadap rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.…”
Section: Abstrakunclassified
“…Pemenuhan kebutuhan gizi anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan status ekonomi tinggi dan mapan tentu berbeda dengan anak dari keluarga yang ekonominya sedang atau kurang (Agustina & Rahmadhena, 2020). Hasil penelitian Handini (2013) menunjukkan bahwa pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor penyebab masalah gizi pada anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kalijambe. Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menempati posisi pertama dalam kondisi umum, hal ini harus mendapat perhatian serius karena keadaan ekonomi ini relatif mudah diukur dan berpengaruh besar terhadap konsumsi pangan (Handini, 2013).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hasil penelitian Handini (2013) menunjukkan bahwa pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor penyebab masalah gizi pada anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kalijambe. Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menempati posisi pertama dalam kondisi umum, hal ini harus mendapat perhatian serius karena keadaan ekonomi ini relatif mudah diukur dan berpengaruh besar terhadap konsumsi pangan (Handini, 2013). Hasil yang berbeda didapatkan oleh Rumende (2018) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan status gizi BBLR (Rumende et al, 2018).…”
Section: Pembahasanunclassified