Hubungan Obesitas dengan Harga Diri <i>(self-esteem)</i>pada Remaja Putri SMA Negeri 13 Semarang

Abstract

Obesity is a major problem among teenages because it may causes low self esteem. The obesity rate were 32,9% and 29,05% in Indonesia and Central Java Province, respectively. The purpose of this study was to analyze the relationship beetween obesity and selfesteem in young girl at Senior High school 13 SEMARANG. This was a correlational study. The sample size in this study was 85 young girls and the sampling method was stratified random sampling. The data were collected using a questionare and analyzed using spearman rank test. Result : The study results revealed that the majority of respondents were obese degree 1 whom most of them have positive self esteem 43 (79,6%). In addition, 31 teenage were obesity grade II whom most of them have negative self esteem 26 girls (83,9%). The statistical test result obtained using spearman rank test P value = 0.000=0,05. This study proved the relationship between teenage's obesity with self esteem. The respondents expected to lose weight by managing diet, doing exercise increasing self esteem, and viewing self positively. ABSTRAKObesitas suatu masalah yang cukup meresahkan di kalangan remaja putri karena memberikan dampak negatif secara psikologi menurunkan harga diri. Menurut RIKESDAS tahun 2013 di Indonesia mencapai 32,9% dan di Jawa Tengah 29,0%. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara obesitas dengan harga diri pada remaja putri di SMA Negeri 13 Semarang. Penelitian ini menggunakan korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang obesitas di SMA Negeri 13 Semarang sebanyak 85 remaja putri, pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner menggunakan uji Spearman Rank. Hasil: Sebagian besar remaja (54 orang) mengalami obesitas derajat I dan mayoritas remaja tersebut memiliki harga diri positif (79.6%). Jumlah remaja yang mengalami obesitas derajat II sebanyak 31 orang dan sebagian besar dari remaja tersebut harga diri negatif (83.9%). Hasil uji statistik menggunakan uji Rank Spearman diperoleh nilai P al e = 0.000 ≤α = 0,05 (5%). Penelitian ini membuktikan adanya hubungan obesitas dengan harga diri (self-esteem) pada remaja putri, diharapkan responden menurunkan berat badan dengan memperbaiki asupan dan olahraga serta meningkatkan harga diri dan memiliki pandangan yang positif terhadap apa yang dimiliki.

Hubungan Antara Citra Tubuh Dan Tingkat Harga Diri Pada Siswi Sma Fons Vitae I Tahun Ajaran 2019/2020

“…This data is supported by the results of research where the majority of students have a high level of self-esteem, such as that conducted by Margaretha Berti Utami at SMA Tarakanita 1 (2016) with results of 70 students (79.54%) 20 and research by Priharyanti Wulandari, et al in SMA Negeri 13 Semarang (2016) with a result of 48 students (56.5%). 21 This happens because students have perceptions that reflect positive self-values as an important determinant of adolescent mental health and all aspects of development.…”

Hubungan tingkat stres, emotional eating, aktivitas fisik, dan persen lemak tubuh dengan status gizi pegawai Universitas Pembangunan Nasional Jakarta

“…Masalah kesehatan yang sering timbul akibat status gizi lebih adalah penyakit degenerative seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, ataupun stroke (5). Status gizi lebih dan obesitas disebabkan oleh berbagai faktor kompleks yang dapat saling terkait, beberapa faktor tersebut diantaranya faktor psikologi (termasuk stres), aktivitas fisik, dan perilaku makan (6).…”

Is The Desire to Take Selfies Related to Self-Esteem in High School Teens?

“…Adolescence is a unique developmental period and is the transition between childhood and adulthood. Adolescence is a period of reconstruction marked by significant biological, cognitive, social, and emotional changes in individuals (Ogden & Hagen, 2019;Wulandari et al, 2018). Changes in physical, sexual, social, and psychological development occur, at the same time, and exposure to external conditions such as poverty, abuse, or violence, can pose a risk to youth health and mental well-being.…”