Kejadian diare pada balita masih tergolong tinggi di Desa ODF dan non ODF di Kecamatan Sape. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir mengalami peningkatan dari 47,87% menjadi 63,98%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kondisi kejadian diare pada balita di Desa ODF dan non ODF. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh balita rentang usia 1-5 tahun yang ada selama tahun 2019, sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 balita yang menderita diare 3 bulan terakhir di Desa ODF maupun di Desa non ODF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki rata-rata usia 32 tahun, dengan mayoritas tamatan SMA 48,2%, dan 95,6% lainnya merupakan ibu rumah tangga. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara jenis jamban leher angsa dan jamban cemplung dengan kejadian diare pada balita di Desa ODF dan non ODF (p= 0,038), praktek cuci tangan pakai sabun tidak ada perbedaan dengan kejadian diare pada balita (p=0,844), pengolahan air minum tidak memiliki perbedaan terhadap kejadian diare pada balita di desa ODF maupun Non ODF (p=0,239), hasil pemeriksaan bakteriologis tidak memiliki perbedaan terhadap kejadian diare pada balita di desa ODF maupun Non ODF (p= 0,246), jenis sumber air tidak memiliki perbedaan terjadinya diare pada balita di desa ODF maupun non ODF (p=0,236). Kesimpulan ada perbedaan kondisi di desa ODF dan Non ODFpada keluarga yang memiliki balita diare di wilayah Puskesmas Sape pada penggunaan jamban, sedangkan sumber air minum, pengolahan air minum, perilaku cuci tangan pakai sabun dan kualitas bakteriologis tidak ada perbedaan kondisi secara signifikan.