Hubungan Intensitas Nyeri Dismenore Dengan Aktivitas Belajar Pada Remaja Putri Usia 15-18 Tahun Di Sman 1 Banguntapan Yogyakarta

Abstract

Dysmenorrhea is one of the menstrual problems experienced by teenage girls. According to WHO, the incidence of dysmenorrhea throughout the world estimated prevalence of 16.8% -81%. Dysmenorrhea pain felt by a teenage girl during menstruation can affect the daily activities, including in learning activities at school. The purpose of this study was to determine the relationship of dysmenorrhea with learning activities in a teenage girl aged 15-18 years at Public High School 1 Banguntapan, Yogyakarta. This study used a cross-sectional design. The population was teenage girl class X-XI at Public High School 1 Banguntapan, Yogyakarta, totalling 133 people. Samples amounted to 80 people. The sampling technique was purposive sampling. The research instrument used was NRS and learning activity questionnaire. Data analysis by Kendall tau. The results of this study showed that 42.5% of respondents experienced mild dysmenorrhea, and 57.5% experienced severe dysmenorrhea. Learning activities felt disturbed when dysmenorrhea was 88.8% of respondents, quite disturbed by 7.5%, and 3.8% felt undisturbed. The results of the Kendall analysis or the results show ρ = 0,000 (ρ <0.05). There is a relationship between dysmenorrhea with learning activities in a teenage girl aged 15-18 years at Public High School 1 Banguntapan, Yogyakarta.

Tingkat Stres Terhadap Intensitas Dismenore Primer Pada Remaja Putri: Studi - Cross Sectional

“…Hal ini konsisten dengan analisis terhadap mahasiswa FK Universitas Islam Bandung yang dilakukan oleh Pialiani et al, di mana sekitar 45,4% mengalami dismenore dengan tingkat sedang, angka tersebut jauh lebih tinggi daripada subjek yang mengalami tingkat stres yang lebih ringan atau lebih berat (Pialiani et al, 2018). Secara keseluruhan, kejadian dismenore pada remaja wanita berkisar antara 16,8% hingga 81%, dan prevalensi tertinggi diperkirakan mencapai angka 20-90% (Sanday et al, 2019).…”

“…Remaja putri berusia 17 hingga 24 tahun cenderung mengalami dismenore dengan lebih banyak, dikarenakan organ tubuh sistem reproduksi mereka masih dalam tahap perkembangan dengan sistem hormonal yang belum stabil (Wulandari et al, 2019). Dismenore umumnya muncul dalam rentang waktu 6 hingga 12 bulan setelah menarche dan dapat menghilang secara alami ketika hormon tubuh menjadi stabil atau ketika posisi rahim berubah, seperti sesudah menikah atau melahirkan (Sanday et al, 2019). Intensitas dismenore kategori sedang dapat berdampak pada proses belajar dan aktivitas sehari-hari, menyebabkan ketidaknyamanan, dan kesulitan berkonsentrasi pada remaja putri saat mengalami nyeri haid.…”

Status Anemia sebagai Faktor Resiko Dismenorea pada Mahasiswi di STIKes Surya Global Yogyakarta

“…Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain di SMAN 1 Banguntapan Bantul, bahwa remaja putri yang terganggu aktivitas belajarnya sebanyak 88,8%, seperti tidak minat terhadap pelajaran, sulit fokus, dan mengalami penurunan konsentrasi ketika sedang dismenorea. Pada responden dengan dismenorea ringan menunjukkan aktivitas belajar cukup terganggu dan tidak terganggu (Sanday et al, 2019). Hasil penelitian lain menjelaskan bahwa apabila aktivitas terganggu yaitu tidak masuk sekolah maupun bekerja maka akan menyebabkan penurunan kualitas hidup (Polat et al, 2009) (Proverawati & Misaroh, 2017) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan anemia dengan dismenorea pada mahasiswi di STIKes Surya Global Yogyakarta.…”

“…Dismenorea adalah nyeri (kram) pada daerah perut bagian bawah yang mulai terjadi 24 jam sebelum pendarahan haid dan dapat bertahan hingga 24-36 jam (Sanday et al, 2019). Dismenorea merupakan nyeri yang dirasakan sesaat sebelum menstruasi dan merupakan masalah kandungan yang paling sering dialami pada wanita disegala usia.…”