Latar belakang: Kelelahan kerja merupakan keadaan saat kekuatan tubuh untuk melakukan kegiatan yang sama berkurang dan efisiensi performa kerja menurun. Prevalensi kelelahan kerja di dunia berdasarkan data dari International Labour Organitation (ILO) mencapai 32%. Tingginya prevalensi kelelahan pada pekerja dapat meningkatkan terjadinya kecelakaan saat bekerja. Terdapat dua faktor penyebab kelelahan kerja yaitu faktor intrinsik dan faktor entrinsik. Faktor intrinsik meliputi usia, jenis kelamin, status gizi, status kesehatan, dan keadaan psikis. Faktor entrinsik meliputi beban kerja dan lingkungan kerja.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi makro dan status gizi dengan tingkat kelelahan pada pekerja.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 64 pekerja, pengambilan data menggunakan kuesioner food recall 2x24 jam, timbangan berat badan, microtoise, dan kuesioner skala kelelahan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebesar 53,1%, usia responden sebagian besar berusia 40-49 tahun sebesar 42%. Tingkat kelelahan responden sebagian besar sedang sebesar 65,6%. Status gizi responden sebagian besar gemuk berat sebesar 39,06%.
Kesimpulan: Kesimpulan, tidak terdapat hubungan antara asupan energi, asupan protein, dan asupan karbohidrat terhadap tingkat kelelahan (p>0,05). Terdapat hubungan antara asupan lemak terhadap tingkat kelelahan (p > 0,05).