2020
DOI: 10.24156/jikk.2020.13.2.112
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Hubungan antara Work-Family Conflict dan Work-Family Balance dengan Kepuasan Pernikahan pada Istri yang menjalani Dual-Earner Family

Abstract: Kepuasan pernikahan pada pasangan yang menjalani dual-earner family memiliki tantangan yang besar, terutama bagi istri, akibat tingginya stress yang bersumber dari pekerjaan maupun pernikahan dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan work-family conflict dan work-family balance terhadap kepuasan pernikahan pada istri yang menjalani dual earner family. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Kepuasan pernikahan diukur menggunakan Couple Satisfact… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
3
0
3

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(6 citation statements)
references
References 36 publications
(52 reference statements)
0
3
0
3
Order By: Relevance
“…Hal ini menjadi dilema dan menimbulkan perasaan bersalah pada masing-masing subjek.Wanita rentan mengalami konflik dalam bentuk work family conflict maupun family work conflict, namun wanita cenderung mengalami konflik yang lebih banyak berasal dari keluarga dibandingkan pekerjaan terkait perannya sebagai ibu(Gutek, Nakamura, & Nieva, 1981). Terlebih di Indonesia, persepsi tentang peran utama wanita dalam keluarga yang lebih banyak berperan dan bertanggung jawab dalam mengasuh anak dan mengurus rumah tangga (Ginanjar, Primasari & Rahmadini, 2020). Subjek pertama cenderung mengalami work to family conflict daripada family to work conflict karena dari sisi keluarga, subjek mendapatkan bantuan dari orang tua dalam mengasuh anak sehari-hari selama subjek bekerja.…”
unclassified
“…Hal ini menjadi dilema dan menimbulkan perasaan bersalah pada masing-masing subjek.Wanita rentan mengalami konflik dalam bentuk work family conflict maupun family work conflict, namun wanita cenderung mengalami konflik yang lebih banyak berasal dari keluarga dibandingkan pekerjaan terkait perannya sebagai ibu(Gutek, Nakamura, & Nieva, 1981). Terlebih di Indonesia, persepsi tentang peran utama wanita dalam keluarga yang lebih banyak berperan dan bertanggung jawab dalam mengasuh anak dan mengurus rumah tangga (Ginanjar, Primasari & Rahmadini, 2020). Subjek pertama cenderung mengalami work to family conflict daripada family to work conflict karena dari sisi keluarga, subjek mendapatkan bantuan dari orang tua dalam mengasuh anak sehari-hari selama subjek bekerja.…”
unclassified
“…Individuals who are married and work are faced with various role responsibilities that must be carried out, namely family roles and being responsible for work. Often the demands and pressures in the work and family domains conflict with each other, making participation in both domains even more difficult (Ginanjar et al, 2020). Success in balancing the demands and pressures of roles will facilitate participation in the domain and have a positive impact on the marriage.…”
Section: Resultsmentioning
confidence: 99%
“…Research on marital satisfaction has resulted in the identification of many factors that contribute to a satisfactory marital union. These factors include the balance between work and family (Ginanjar et al, 2020). The imbalance between family life and work can make couples experience excessive fatigue and stress.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
See 1 more Smart Citation
“…Di Indonesia, penelitian tentang kepuasan pernikahan cukup banyak dilakukan. Dari hasil penelusuran peneliti, penelitian kepuasan pernikahan dengan partisipan istri biasanya berfokus pada istri bekerja (Ginanjar et al, 2020). Salah satu pandangan yang mendasari dipilihnya partisipan istri yang bekerja adalah ketika suami dan istri bekerja dan memiliki karir, maka pandangan keduanya terhadap pernikahan menjadi lebih terbuka yang ditunjukkan dengan pembagian peran menjadi lebih fleksibel, pengasuhan anak menjadi tanggung jawab bersama, dan keduanya dapat berinisiatif dalam melakukan aktivitas seksual (Olson, DeFrain, & Skogrand dalam Renanita & Setiawan, 2018).…”
unclassified