Abstract:Background: Gestational weight gain (GWG) is physiological change in pregnancy. Inadequate gestational weight gain (IGWG) and excessive gestational weight gain (EGWG) can pose a risk of complication such as gestational hypertention, low birth weight, giant baby, and premature birth. Food intake (energy and macronutrient) play important role in providing pregnancy needs such as fetal and placental growth, and also play role in fat accumulation in some part of mother’s body. Objectives: This study aims to analyz… Show more
“…Lack of weight gain in the second trimester strongly correlates with decreased birth weight. Poor nutritional status in pregnant women will cause the risk of IUGR in their fetuses to be 2-3 times greater than mothers who have good nutritional status (Astuti et al, 2020;Cetin et al, 2013;Tesfa et al, 2020).…”
Section: Factors Associated Between Nutritional Status and The Incide...mentioning
Introduction: Intrauterine Growth Restriction (IUGR) is a problem that continues to be challenging in the care of mothers and newborns. IUGR causes the baby's growth process to be stunted and the baby is born with health problems. Many factors influence the incidence of IUGR, both modifiable and irreversible factors. This study aimed to determine the determinant factors for the incidence of IUGR in labouring mothers at the Karawang Regional General Hospital, West Java. Method: The research design used correlation analysis with a cross-sectional approach. The population in this study were labouring mothers at Karawang Hospital. The sampling technique used systematic random sampling. Bivariate analysis used the Chi-Square test. Results: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar prevalensi kejadian IUGR pada ibu bersalin adalah 68.8%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan terhadap kejadian IUGR pada ibu bersalin meliputi usia (p-value = 0.016; α <0.05), paritas (p-value = 0.028; α <0.05), hipertensi paritas (p-value = 0.044; α <0.05), preeklamsia (p-value = 0.048; α <0.05), status gizi (p-value = 0.026; α <0.05); anemia (p-value = 0.029; α <0.05); kehamilan gemelli (p-value = 0.028; α <0.05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit jantung dengan IUGR (p-value = 0.532; α <0.05). Kesimpulan. IUGR merupakan kondisi yang menyebabkan pertumbuhan janin terhampat. Beberapa faktor yang mempengaruhi IUGR meliputi usia ibu hamil, paritas multipara atau grandemultipara, hipertensi sebagai komorbiditas, preeklamsia, status gizi ibu hamil, anemia saat kehamilan, dan kehamilan gemeli. Sebagian dari faktor risiko tersebut dapat diubah dan dicegah oleh ibu hamil dengan cara melakukan pemeriksaan secara rutin.
“…Lack of weight gain in the second trimester strongly correlates with decreased birth weight. Poor nutritional status in pregnant women will cause the risk of IUGR in their fetuses to be 2-3 times greater than mothers who have good nutritional status (Astuti et al, 2020;Cetin et al, 2013;Tesfa et al, 2020).…”
Section: Factors Associated Between Nutritional Status and The Incide...mentioning
Introduction: Intrauterine Growth Restriction (IUGR) is a problem that continues to be challenging in the care of mothers and newborns. IUGR causes the baby's growth process to be stunted and the baby is born with health problems. Many factors influence the incidence of IUGR, both modifiable and irreversible factors. This study aimed to determine the determinant factors for the incidence of IUGR in labouring mothers at the Karawang Regional General Hospital, West Java. Method: The research design used correlation analysis with a cross-sectional approach. The population in this study were labouring mothers at Karawang Hospital. The sampling technique used systematic random sampling. Bivariate analysis used the Chi-Square test. Results: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar prevalensi kejadian IUGR pada ibu bersalin adalah 68.8%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan terhadap kejadian IUGR pada ibu bersalin meliputi usia (p-value = 0.016; α <0.05), paritas (p-value = 0.028; α <0.05), hipertensi paritas (p-value = 0.044; α <0.05), preeklamsia (p-value = 0.048; α <0.05), status gizi (p-value = 0.026; α <0.05); anemia (p-value = 0.029; α <0.05); kehamilan gemelli (p-value = 0.028; α <0.05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit jantung dengan IUGR (p-value = 0.532; α <0.05). Kesimpulan. IUGR merupakan kondisi yang menyebabkan pertumbuhan janin terhampat. Beberapa faktor yang mempengaruhi IUGR meliputi usia ibu hamil, paritas multipara atau grandemultipara, hipertensi sebagai komorbiditas, preeklamsia, status gizi ibu hamil, anemia saat kehamilan, dan kehamilan gemeli. Sebagian dari faktor risiko tersebut dapat diubah dan dicegah oleh ibu hamil dengan cara melakukan pemeriksaan secara rutin.
“…Asupan gizi berkontribusi terhadap gizi seseorang dengan memastikan zat gizi terpenuhi setiap hari agar tubuh dapat menjalankan fungsi fisiologis seperti meningkatkan imunitas dan menghasilkan energi untuk beraktivitas (6). Asupan energi yang harus dipenuhi seseorang berasal dari makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak yang disesuaikan dengan pedoman gizi seimbang sesuai kebutuhan masing-masing individu (7,8) Gaya hidup sedentary yang kini terjadi di berbagai kalangan masyarakat mempengaruhi pola asupan makan seperti, konsumsi fast food yang lebih disukai karna dianggap praktis, makanan dan minuman dengan kandungan gula yang tinggi, makanan berlemak dan kurang konsumsi buah serta sayuran (9,10). Sedentary lifestyle dapat dijumpai pada profesi pegawai dan berdasarkan RISKESDAS tahun 2018 masyarakat dengan profesi pegawai mengalami obesitas yaitu 33,7% dan prevalensi obesitas di provinsi Aceh 24,4% masuk ke dalam 10 provinsi yang melebihi persentase nasional 21,8% (11).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Energi yang diperoleh ini dapat berasal dari bahan-bahan makanan yang mengandung zat gizi makro seperti karbohidrat, protein dan lemak. (8,16) Kelebihan total energi tubuh dan tidak digunakan akan disimpan menjadi cadangan energi dalam bentuk lemak di dalam tubuh yang berakibat terjadi kelebihan berat badan (13).…”
Permasalah gizi ganda atau “double burden malnutrition” menjadi prioritas yang harus diperhatian dan segera ditangani. Pegawai merupakan pekerjaan yang memiliki prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas yang tinggi. Asupan makanan (energi dan makronutrien) berpengaruh dan berperan penting terhadap gizi individu. Pemantauan gizi secara sederhana yang dapat dilakukan salah satunya adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) sehingga secara berkala dapat terkontrol status gizi seseorang. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan asupan energi dan makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak dengan indeks massa tubuh pegawai. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Subjek berjumlah 80 pegawai yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi diambil dari tanggal 28 September-18 Oktober 2020. Asupan energi dan makronutrien diukur dengan kuesioner Semi Quatitative Food Frequency Questioner (SQ-FFQ) dan IMT dinilai dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan mengunakan timbanagn injak digital dan microtoice. Analisis komponen makanan menggunakan nutrisurvey dan uji statistik menggunakan uji korelasi spearman dan uji regresi linear berganda. Terdapat hubungan asupan energi p = 0,036 dengan IMT. Terdapat hubungan makronutrien karbohidrat p = 0,034dan lemak p = 0,040 dengan IMT. Tidak ada hubungan antara asupan makronutrien (protein) dengan IMT (p = 0,135). Hasil uji t parsial menunjukkan variabel dominan yang mempengaruhi IMT yaitu energi (0,032). Terdapat hubungan signifikan antara asupan energi dan makronutrien (karbohidrat dan lemak) dengan Indeks Massa Tubuh dan energi adalah faktor yang dominan mempengaruhi IMT pegawai.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.