Hubungan Antara Self Control Dengan Perilaku Konsumtif Pengguna E-Money Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk memahami hubungan antara self-control dengan perilaku konsumtif pengguna e-money mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Self-control merupakan kemampuan individu untuk mengatur serta mengendalikan perilaku dari dalam diri yang tidak diinginkan sehingga mampu menahan tingkah laku impulsif dan mengarahkan kepada konsekuensi positif Perilaku konsumtif merupakan dorongan membeli suatu barang secara berlebihan tanpa pertimbangan yang rasional dan hanya berdasarkan pada keinginan sesaat. Populasi penelitian ini berjumlah 498 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dengan sampel 221 orang. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Self-Control (29 aitem, α = 0,93) dan Skala Perilaku Konsumtif (33 aitem α = 0,94). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan nilai rxy = -0,869 dan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian terdapat hubungan negatif antara self-control dengan perilaku konsumtif pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Self-Control memberikan sumbangan efektif sebesar 68,9% dalam memprediksi perilaku konsumtif, sisanya sebesar 31,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

Analysis of the consumptive behavior of Muslim consumers: A study on social, psychological, and financial literacy

“…Nurhaini (2018) states that self-concept and self-control significantly influence consumptive behavior. On the other hand, Ulayya and Mujiasih (2020) found a significant negative relationship between self-control and consumptive behavior. These findings suggest that high self-control can help control consumptive behavior by considering actual needs rather than giving in to momentary desires based on emotions (Nurhaini, 2018;Supriyono & Iskandar, 2015;Ulayya & Mujiasih, 2020).…”

“…On the other hand, Ulayya and Mujiasih (2020) found a significant negative relationship between self-control and consumptive behavior. These findings suggest that high self-control can help control consumptive behavior by considering actual needs rather than giving in to momentary desires based on emotions (Nurhaini, 2018;Supriyono & Iskandar, 2015;Ulayya & Mujiasih, 2020). Although the relationship between psychological factors and purchasing decisions is generally acknowledged, there is some debate and controversy in the literature and academic discussions.…”

“…Whereas knowledge is defined as a change in individual behavior that arises from experience (Yuriska & Sukirno, 2016). According to Ulayya & Mujiasih (2020) there is a significant negative relationship between self-control and consumptive behavior in students of the Faculty of Psychology, Diponegoro University. This is in line with research conducted by Adhim (2020) which shows that psychological factors have a negative and significant effect on consumptive behavior in purchasing decisions.…”

Online Shopping Consumptive Behavior Of Teenagers In The Perspective Of Imam Al-Ghazali

“…Kemudahan dan keuntungan online shopping seperti kemudahan membandingkan produk dan harga serta ketersediaan diskon dan promosi untuk menarik pelanggan menandai awal dari perilaku konsumtif. Kemudahan transaksi yang dapat dilakukan melalui transfer bank, merchant retail yang bekerja sama dengan e-Commerce, serta pembayaran langsung saat barang sampai di alamat tujuan (cash on delivery/COD), bebas ongkos kirim (free ongkir), dan beberapa keuntungan lainnya menjadi daya tarik utama online shop yang pada akhirnya menjauhkan pelanggan dari toko retail tradisional dan beralih ke website mereka (Ulayya & Mujiasih, 2020). Penggunaan e-money melalui transfer bank berdampak buruk pada kebiasaan konsumsi konsumen.…”

“…Dampak negatif dari perilaku konsumsi mengakibatkan kecemasan karena orang merasa selalu ada kebutuhan untuk membeli barang yang diinginkan, adanya kecemburuan sosial karena penilaian terhadap seseorang berdasarkan harta yang dimiliki, mengurangi kesempatan untuk menabung, dan orang cenderung tidak mempertimbangkan kebutuhan mereka di masa depan (Khairat et al, 2019). Perilaku konsumsi yang hanya didorong oleh dorongan sesaat, bukan kebutuhan, mengakibatkan pemborosan sebagai efek lain yang tidak menguntungkan (Ulayya & Mujiasih, 2020) Hasil Survey dari Sitohang diperoleh data sebanyak 1.074 pelajar di Jakarta dan Surabaya ditemukan 20.9% pelajar sangat menyukai kegiatan berbelanja dan membeli barang-barang yang mereka inginkan dan digunakan hanya untuk bersenang-senang atau memenuhi kepuasannya (Ulayya & Mujiasih, 2020). Perilaku konsumtif juga akan berdampak negatif disaat keinginan tersebut tidak tercapai, dikhawatirkan remaja yang memiliki kecenderungan perilaku konsumtif dan kebutuhannya tidak terpenuhi akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk menggunakan cara-cara yang negatif, misalnya dengan cara meminta paksa, berbohong pada orangtua atau teman, menipu, mencuri, dan bagi remaja putri tidak sedikit yang rela menjual dirinya demi materi yang diinginkan .…”