2017
DOI: 10.15562/phpma.v5i1.38
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

High parity and chronic energy deficiency increase risk for low birth weight in Situbondo District

Abstract: Background and purpose: The prevalence of low birth weight (LBW) in Situbondo District increased from 2.79% in 2008 to 5.85% in 2014. The highest prevalence in 2015 was found in Bungatan Subdistrict (11%). This study aims to determine risk factors of LBW in Bungatan Subdistrict, Situbondo.Methods: A case control study was conducted in Bungatan Subdistrict. A total of 60 infants born at the Bungatan Community Health Centre were included in the study. Cases were infants with LBW and controls were those with norm… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0
4

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(7 citation statements)
references
References 3 publications
0
1
0
4
Order By: Relevance
“…Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil diantaranya adalah keadaan sosial ekonomi yang mengakibatkan rendahnya pendidikan, jarak kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan buruknya status gizi pada ibu hamil, paritas, usia ibu yang terlalu muda atau masih remaja dan pekerjaan yang biasanya memiliki status gizi lebih rendah apabila tidak diimbangi dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup [11][12][13].…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil diantaranya adalah keadaan sosial ekonomi yang mengakibatkan rendahnya pendidikan, jarak kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan buruknya status gizi pada ibu hamil, paritas, usia ibu yang terlalu muda atau masih remaja dan pekerjaan yang biasanya memiliki status gizi lebih rendah apabila tidak diimbangi dengan asupan makanan dalam jumlah yang cukup [11][12][13].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hasil penelitian ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka widya [19], menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian KEK pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sidopoto Surabaya (P-value adalah 0.000). Hasil penelitian ini juga sejalan denagn penelitian yang dilakukan oleh Ekowati [12] didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan KEK pada ibu hamil di Situbondo (P=0.044).…”
Section: Hasilunclassified
“…Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus, hal ini akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin yang selanjutnya akan melahirkan bayi dengan BBLR (Khoiriah, 2017). Paritas merupakan faktor resiko tinggi penyebab BBLR, dimana ibu dengan paritas >3 anak akan beresiko 6,4 kali melahirkan BBLR (Ekowati et al, 2017). Ibu yang memiliki umur berisiko berpeluang 4,3 kali lebih besar terjadinya bayi berat lahir rendah dibandingkan usia yang tidak beresiko (Khoiriah, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Indirect factors related to CED in pregnant women include socioeconomic conditions that result in low education, short birth intervals, parity, young or teenaged maternal age, anemia, and occupation (Dharma 2019;Ekowati et al 2017;Fitrianingtyas et al 2018). Educational status may be partly due to a lack of knowledge about proper nutrition during pregnancy and the importance of maintaining healthy weight.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%