Gambaran Konflik Sosial dalam Novel Pasar Karya Kuntowijoyo

Abstract

Novel Pasar karya Kuntowijoyo mengisahkan pertentangan yang terjadi antara Pak Mantri dan Kasan Ngali. Keduanya warga Kecamatan Gemolong. Pak Mantri bekerja sebagai mantri pasar Gemolong sudah puluhan tahun. Pengalamannya mengelola pasar sudah tidak diragukan lagi. Sedangkan Kasan Ngali adalah seorang pedagang kaya raya. Permasalahan dalam riset ini adalah bagaimana konflik yang terjadi dan melibatkan tokoh Pak Mantri dan Kasan Ngali. Sedangkan tujuan penelitian ini mengetahui konflik yang terjadi di antara kedua tokoh tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif interpretasi sosiologi sastra, dan teknik studi pustaka. Teori yang digunakan adalah teori konflik sosial dari Karl Marx. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik antara Pak Mantri dan Kasan Ngali mengenai pengelolaan pasar. Kehadiran pasar dan bank kredit milik Kasan Ngali membuat konflik sosial semakin luas karena Pak Mantri beranggapan bahwa kepentingan umum lebih utama daripada kepentingan pribadi. Pak Mantri melihat Kasan Ngali hanya ingin mencari keuntungan yang besar dari bisnisnya.

Living Qur’an Tradisi Islam Nusantara: Kajian Terhadap Tradisi Pelet Betteng Pada Masyarakat Probolinggo

“…Kearifan lokal ini yang dapat dikatakan sebagai pandangan hidup pada masyarakat atau seperangkat pengetahuan serta beberapa strategi kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Pandangan hidup yang digunakan sebagai pedoman dalam bermasyarakat yang di dalamnya terdapat norma-norma dan aturan yang harus dijadikan pegangan (Widayati et al, 2018). Kearifan lokal biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan hidup masyarakat yang telah berlangsung lama.…”

Subaltern Society Conflict in the Novel “Rijaal Fii Asy-Syams” by Ghassan Kanafani Based on the Perspective of Gayatri Chakravorty Spivak

“…The study of social conflict has been studied by several previous studies, including class conflict in society (Widyastuti, 2021), social conflict based on social interests (Apriliastutik & Rahmayanti, 2022), the occurrence of conflict and its causes (Azizah & Al-Anshory, 2022;Mokharisma et al, 2022), and social conflicts that often occur in bourgeois and proletarian societies (Rihanggrahita, 2022). Likewise, the postcolonial study of Gayatri Chakravorty Spivak's perspective is still widely discussed in several studies, including women as objects of subaltern (Suryawati et al, 2021), the dominance of superior ruling power (Bahardur, 2020;Pradani et al, 2021;Sulistianawati, 2020), the influence of the supreme throne and the resistance of the subaltern (Kholifatu & Tjahjono, 2020), and the subaltern cannot express their opinions (Azhim, 2022).…”