2019
DOI: 10.31332/am.v12i1.1310
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Fenomena (Gegar Budaya) Pada Mahasiswa Perantauan Di Universitas Muslim Indonesia

Abstract: AbstrakPenelitian ini bertujuan  Untuk mendeskripsikan penyebab yang melatar belakangi proses terjadinya culture shock pada mahasiswa perantauan di Makassar, (2) Untuk mendeskripsikan dampak culture shock pada mahasiswa perantauan di Universitas Muslim Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa faktor yang mendorong mahasiswa untuk merantau adalah:… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
3
0
10

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(13 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
10
Order By: Relevance
“…Perbedaan pengucapan dalam berbahasa dan penafsiran makna bahasa dengan perbedaan budaya dapat menjadi penghalang individu dalam berinteraksi sosial (Lestari et al, 2015). Apabila pengucapan dan pemaknaan sebuah bahasa dalam berinteraksi salah makan yang terjadi adalah kesalahpahaman antar pribadi individu (Devinta, 2016). Halangan dalam berbahasa atau halangan dalam berinteraksi merupakan penyebab yang sangat jelas munculnya gegar budaya (Nazihah et al, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Perbedaan pengucapan dalam berbahasa dan penafsiran makna bahasa dengan perbedaan budaya dapat menjadi penghalang individu dalam berinteraksi sosial (Lestari et al, 2015). Apabila pengucapan dan pemaknaan sebuah bahasa dalam berinteraksi salah makan yang terjadi adalah kesalahpahaman antar pribadi individu (Devinta, 2016). Halangan dalam berbahasa atau halangan dalam berinteraksi merupakan penyebab yang sangat jelas munculnya gegar budaya (Nazihah et al, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Setelah mengalami masa-masa yang buruk di budaya setempat, mahasiswa perantau akan melalui proses pembelajaran yang disebut sebagai tahap adaptasi. Pada tahap tiga ini mahasiswa perantau sudah tinggal di budaya setempat dengan rentang waktu yang sudah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan telah menyadari bagaimana cara untuk bertahan hidup, mereka harus menerima perbedaan dan menghadapinya dengan humor (Hadawiah, 2019). Setelah mahasiswa perantau melewati proses belajar, bagaiaman menerima budaya baru.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Usaha yang dapat dilakukan individu agar mampu meningkatkan kehidupan dan mampu mengikuti perkembangan salah satunya dengan melakukan perjalanan keluar menuju daerah yang memiliki sumber-sumber lengkap dalam mendukung pemenuhan kebutuhan. Keadaan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Hadawiah (2019), faktor yang mendorong individu untuk merantau ke daerah yang lebih mumpuni adalah pendidikan, ekonomi, dan budaya, yangmana dari ketiga hal tersebut individu jadi memiliki harapan atau ekspektasi agar dapat menjadi lebih baik lagi dalam menggapai cita-cita dan masa depan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…The creation of literary works is inseparably connected with the author's imagination in carrying out his creative process. [2] which states that literary works were born in the midst of society as the author's imagination and his reflection on the social phenomena that are around him. Thus, the literary work can be used by the author as a forum to express all the problems of human life.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%