2020
DOI: 10.30595/psychoidea.v18i2.6566
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analytical Theory : Gegar Budaya (Culture Shock)

Abstract: Pada era globalisasi saat ini mampu mempengaruhi berkembangnya teknologi dengan sangat pesat, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan untuk mengejar perkembangan tersebut untuk meningkatkan kemampuan yang memungkinkan masyarakat mendatangi atau berpindah ke daerah lain yang mampu mendukung mereka dari segala aspek. Berpindahnya masyarakat dari daerah asal ke daerah baru menimbulkan pergeseran budaya yang dikarenakan adanya perbedaan bahasa, pola kehidupan serta agama. Perubahan seperti ini dapat memicu timbul… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4
1

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(8 citation statements)
references
References 11 publications
(11 reference statements)
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Mahasiswa perantau UNIKAMA mengalami perbedaaan budaya yang signifikan, sehingga mahasiswa perantau mengalami masalah gegar budaya (Devinta & hidayah, nur, 2013) saat berada di tempat yang baru. Gegar budaya yang terjadi pada mahasiswa perantau dikarenakan adanya ketidaksetaraan cara pandang dan pemaknaan atau penafsiran akibat dari lintas budaya (Maizan et al, 2020). Oberg mendefinisikan gegar budaya adalah precipitated by the anxiety that results from losing all our familiar signs and symbols of sosial intercourse (Goldstein, 2013;Rembulan & Hakiki, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Mahasiswa perantau UNIKAMA mengalami perbedaaan budaya yang signifikan, sehingga mahasiswa perantau mengalami masalah gegar budaya (Devinta & hidayah, nur, 2013) saat berada di tempat yang baru. Gegar budaya yang terjadi pada mahasiswa perantau dikarenakan adanya ketidaksetaraan cara pandang dan pemaknaan atau penafsiran akibat dari lintas budaya (Maizan et al, 2020). Oberg mendefinisikan gegar budaya adalah precipitated by the anxiety that results from losing all our familiar signs and symbols of sosial intercourse (Goldstein, 2013;Rembulan & Hakiki, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pendatang baru biasanya menikmati waktu yang sangat menyenangkan dan merasa sedikit takut dari budaya setempat (Lina & Setiawan, 2017) Tahap kedua disebut crisis stage. Tahap ini menunjukkan sikap dimana mahasiswa belum mampu menerima dan menyesuaikan diri dengan budaya yang baru (Maizan et al, 2020). Sikap agresivitas mahasiswa perantau terhadap budaya setempat dapat menimbulkan sebuah konfik yang berujung pada sterotip bagi mahasiswa perantau.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Dengan cara mempelajari adat dan budaya daerah tujuan dari berbagi sumber sehingga akan mengurangi dampak culture shock. Dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat mestinya masyarakat sudah memiliki kemampuan untuk mempelajari segala yang mendukung dari segala aspek sebelum berpindah ke daerah lain (Maizan et al, 2020). Riset ini mencoba menganalisis apakah informan masih mengalami culture shock seperti risetyang sudah-sudah atau jusutru dengan kemajuan IPTEK para informan berhasil langsung beradaptasi di lingkungan yang baru.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Siswa yang berasal dari beragam kabupaten ini, sangat memungkinkan terjadinya gesekangesakan budaya, siswa menjadi terkejut ketika pertama kali berada dalam pergaulan di sekolah ini. Individu pindah dari satu tempat ke tempat baru dapat menimbulkan pergeseran budaya karena perbedaan bahasa, agama dan budaya (Maizan, S. H., Bashori, K., & Hayati, E. N. 2020). Siswa asli Papua mengalami kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa, persepsi dan kesalahpahaman nonverbal dengan siswa pendatang.…”
Section: Pendahuluanunclassified