2016
DOI: 10.15294/kemas.v11i2.4512
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pendek Pada Anak Usia 6-24 Bulan

Abstract: AbstrakBerdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
10

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
8
1

Relationship

0
9

Authors

Journals

citations
Cited by 23 publications
(24 citation statements)
references
References 2 publications
0
1
0
10
Order By: Relevance
“…Perlu diperhatikan, pemberian ASI saja yang sudah terlalu lama atau lebih dari 6 bulan berkaitan dengan terjadinya kejadian stunting. (Rosadi, Rahayuh, Yulidasari, Putri, & Rahman, 2016).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Perlu diperhatikan, pemberian ASI saja yang sudah terlalu lama atau lebih dari 6 bulan berkaitan dengan terjadinya kejadian stunting. (Rosadi, Rahayuh, Yulidasari, Putri, & Rahman, 2016).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Stunting merupakan kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun (Rosadi, Rahayuh, Yulidasari, Putri, & Rahman, 2016). Stunting menyebabkan kemampuan kognitif para penderita juga berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berbagai praktik pemenuhan gizi sejak hamil sampai anak berusia balita dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya karakteristik keluarga, ibu dan anak. Hasil beberapa penelitian membuktikan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga, ketersediaan air bersih dan akses terhadap berbagai sarana pelayanan dasar, berat lahir anak berpengaruh pada tingginya prevalensi stunting, namun status pekerjaan ibu, tinggi badan ayah, tinggi badan ibu dengan kejadian stunting tidak berhubungan dengan kejadian stunting (Sattu, 2014;Rosadi, et al, 2016). Belum ada hasil penelitian yang membandingkan variasi kejadian stunting antara dua provinsi dengan prevalensi masalah berat dan masalah serius, sehingga perlu dilakukan analisis variasi kejadian stunting menurut karakteristik keluarga, orang tua dan anak di daerah lokus stunting.…”
Section: Pendahuluanunclassified