Faktor Risiko Kejadian Hepatitis B Pada Ibu Hamil di Kabupaten Luwu Timur

Abstract

Latar Belakang: Infeksi hepatitis B (HBV) pada ibu hamil telah menjadi perhatian dunia karena penularan yang paling sering terjadi di seluruh dunia, terutama pada daerah-daerah endemis, yaitu penularan dari ibu ke anak pada masa prepartum atau perinatal dengan risiko tertular infeksi hepatitis B (HBV) pada anak lebih dari 90%.
 Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode analitik observasional dengan desain case control study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu hamil yang mengikuti layanan Antenatal Care selama periode Januari – Maret 2021 di fasilitas kesehatan Kabupaten Luwu Timur. Penentuan besar sampel dengan cara “Total Sampling” untuk kelompok kasus yaitu sebanyak 50 responden dengan perbandingan kelompok kasus dan kelompok kontrol yaitu 1 : 1. Pemeriksaan HbsAg menggunakan alat Rapid Diagnostic Test (RDT). Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis secara bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik menggunakan Aplikasi SPSS.
 Hasil: Uji statistik menunjukkan bahwa tingkat pendidikan (p-value = 0,027; OR = 2,705; IK 95%: 1,197-6,113), paritas (p-value = 0,023; OR = 2,846; IK 95%: 1,228-6,697), dan pasangan seksual (p-value = 0,031; OR = 9,333; IK 95%: 1,121-77,704) merupakan faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil. Sedangkan kelompok umur (p-value = 0,177) dan jenis pekerjaan (p-value = 0,059) tidak menjadi faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil.
 Kesimpulan: Tingkat pendidikan, paritas, dan pasangan seksual merupakan faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil. Diantara semua faktor risiko yang ditemukan, pasangan seksual merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kejadian hepatitis B pada ibu hamil di Kabupaten Luwu Timur tahun 2021 (p-value = 0,022; OR: 12,920; IK 95%: 1,440-115,894)

Faktor Risiko Hepatitis B pada Ibu Hamil di Kota Semarang Tahun 2020-2021 (Studi Kasus di Puskesmas Genuk & Puskesmas Bangetayu)

“…Infeksi hepatitis B selama kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi persalinan. Infeksi ini juga dapat berdampak pada ibu dan anak, seperti keguguran dan kematian bayi (7). Ibu dengan hasil pemeriksaan HBsAg yang positif dapat menularkan hepatitis B pada janin yang dikandungnya (8).…”

“…Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratono (10) menemukan bahwa faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil adalah pekerjaan formal, transfusi darah, memiliki pasangan seks lebih dari 1, dan tinggal serumah dengan pasien hepatitis B. Penelitian Nurhidayati (11) menemukan bahwa faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil adalah riwayat transfusi darah dan riwayat tinggal serumah dengan penderita hepatitis B. Yuliana (12) menemukan bahwa faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil adalah usia, paritas, LILA, penyakit anemia dan tempat tinggal. Sedangkan Pither (7) menyatakan bahwa faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil adalah tingkat pendidikan, paritas, dan pasangan seksual. Berdasarkan jabaran di atas, mengetahui faktor risiko hepatitis B pada ibu hamil dapat mengurangi risiko terinfeksinya ibu hamil.…”

“…Begitu juga menurut Departemen Kesehatan RI yang mengatakan bahwa wanita usia subur berada pada usia 15-49 tahun, sehingga responden pada penelitian ini berada pada fase masa subur untuk bereproduksi dan merencanakan kehamilan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pither (7) di Kabupaten Luwu Timur yang menemukan bahwa ibu dengan paritas lebih dari satu berisiko 3 kali lebih besar terinfeksi hepatitis B dibandingkan dengan ibu dengan paritas satu. Begitu juga dengan penelitian Yuliana (12) di Puskesmas Durian, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan paritas ≥ 1 anak berisiko 1,58 kali lebih besar terkena hepatitis B dibandingkan pada ibu hamil dengan paritas < 1 anak.…”

“…Orang yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang baik sehingga lebih memungkinkan untuk tidak terkena penyakit (18). Melalui pengetahuan yang baik, ibu hamil akan lebih memiliki kesadaran dan kemauan untuk melakukan vaksinasi (7).…”

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil dalam Melakukan Pemeriksaan Hepatitis B

“…Usia tidak berisiko juga menjadi masa puncak aktivitas seksual sehingga menunjukkan peran hubungan seksual dalam penularan hepatitis B karena selain darah, virus hepatitis B juga ditemukan pada cairan tubuh seperti air liur, air mata, air mani dan lendir vagina yang dapat menginfeksi secara horizontal. Meskipun berdasarkan kelompok umur, kebanyakan responden yang mengalami hepatitis B berada pada usia tidak berisiko, namun hasil uji statistik menunjukkan bahwa kelompok umur bukan merupakan faktor risiko kejadian hepatitis B pada ibu hamil, hal ini dimungkinkan karena proporsi ibu dengan kelompok umur tidak berisiko yang sangat jauh dari presentase responden secara keseluruhan (Pither dkk, 2021).…”