Pendahuluan: Tingginya kasus Diabetes Mellitus di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Sidrap, mencapai (2,7%) sedangkan angka prevalensi nasional (2,1%). Budaya Tolotang sangat menghormati ketua adat dengan menyajikan makanan manis sehingga berisiko Diabetes Mellitus. Tujuan: Penelitian ini untuk mengidentifikasi sosial budaya dan pola makan terhadap risiko Diabetes Mellitus pada ketua adat Tolotang. Metode: Jenis penelitian adalah mix method. Informan pada penelitian ini adalah ketua adat dan masyarakat Tolotang di Kabupaten Sidrap. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode snowball sampling. Hasil: Hasil penelitian diperoleh terkait sosial budaya, masyarakat sering menyajikan jenis makanan berat yang tinggi kalori dan karbohidrat disertai cemilan berupa kue dan minuman manis. Penyajiaan makanan untuk ketua adat saat tradisi disajikan dan disiapkan khusus diatas baki’ (nampan bulat besar terbuat dari besi) yang berisikan nasi beserta lauk pauk kemudian menggunakan bosara (wadah khas Bugis Makassar yang digunakan untuk menyajikan kue) yang diisi berbagai jenis cemilan kue. Beda halnya dengan masyarakat yang menyajikan makanan seperti biasanya, dengan mengambil makanan sendiri yang memang sudah disiapkan saat ritual tersebut. Hasil penelitian diperoleh (60,0%) ketua adat mengalami DM berdasarkan kadar gula darah sewaktu. Konsumsi kalori ketua adat (35,0%) lebih dan (50,0%) cukup. Konsumsi karbohidrat (35,0%) lebih dan (55,0%) cukup. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa pola makan ketua adat rata-rata tinggi kalori yang banyak mengandung sumber karbohidrat dan lemak. Disarankan perlunya edukasi kepada masyarakat untuk menyajikan makanan yang lebih sehat yang rendah kalori dan tinggi serat seperti sayur dan buah-buahan.