Latar belakang: COVID-19 merupakan penyakit infeksi virus yang telah menjadi pandemi dengan manifestasi klinis yang luas. Neutrophyl Lymphocyte Ratio (NLR) dapat menggambarkan disregulasi sistem imun dan menjadi tanda peringatan pada pasien COVID-19 gejala ringan serta diprediksi memiliki hubungan dengan kejadian mortalitas maupun lama rawat inap. Pengukuran NLR merupakan pemeriksaan pemeriksaan darah yang sederhana sehingga mudah diaplikasikan dalam praktik klinis sehari-hari.
Metode: Observasional kohort retrospektif dilakukan dengan mengambil data sekunder dari rekam medis pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito selama April 2020 – Maret 2021. Cut-off point NLR ditetapkan menggunakan ROC dan Youden’s Index. Analisis survival Kaplan Meier dilakukan untuk mengetahui hubungan antara NLR dengan mortalitas dan lama rawat inap. Hubungan antara NLR dan faktor lain yang mempengaruhi mortalitas dan lama rawat inap dianalisis secara univariat dan multivariat menggunakan Cox regression.
Hasil: Total subjek penelitian adalah 273 pasien yang memenuhi keriteria inklusi dan eksklusi. Cut-off point ditetapkan senilai 7,62, dengan jumlah subjek penelitian NLR <7,62 sebanyak 190 pasien dan NLR >7,62 sebanyak 83 pasien. Analisis multivariat menunjukkan bahwa subjek yang memiliki nilai NLR tinggi (>7,62) secara independen dan signifikan lebih berisiko untuk mengalami kematian (HR 3,345, p<0,001). Pasien dengan NLR > 7,62 secara signifikan memiliki lama rawat inap yang lebih lama, dengan median 23 hari untuk NLR > 7,62 dan 19 hari untuk <7,62 (p =0,027). Akan tetapi, analisis multivariat tidak membuktikan NLR sebagai faktor yang paling memengaruhi lama rawat inap (p=0,090).
Kesimpulan: NLR tinggi >7,62 secara independen dan signifikan berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas. Analisis univariat menunjukkan bahwa NLR tinggi >7,62 secara signifikan terkait dengan lama rawat inap yang lebih lama pada pasien COVID-19, tetapi bukan sebagai faktor yang paling memengaruhi lama rawat inap.