2021
DOI: 10.53801/oajjhs.v1i3.23
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia

Abstract: Latar Belakang: Stunting adalah keadaan gagal tumbuh kembang pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Gizi buruk terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa-masa awal setelah bayi lahir, namun stunting baru muncul setelah bayi berusia 2 tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Metode: Kajian penelitian ini merupakan studi pusta… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(3 citation statements)
references
References 4 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Pernikahan dini menjadi salah satu faktor lahirnya balita stunting yang disebabkan oleh usia ibu yang masih kecil dan kondisi ekonomi keluarga yang belum siap (Adianti, 2020). Oleh karena itu, pernikahan pada usia matang disarankan untuk calon pengantin supaya tidak menyebabkan penambahan angka stunting di Indonesia (Aurima, 2021). Usia ibu yang masih kecil pun mempengaruhi pola asuh anak, sehingga ibu yang berusia muda cenderung tidak mementingkan kandungan gizi pada makanan anak (Widyatri, 2020).…”
Section: Resultsunclassified
“…Pernikahan dini menjadi salah satu faktor lahirnya balita stunting yang disebabkan oleh usia ibu yang masih kecil dan kondisi ekonomi keluarga yang belum siap (Adianti, 2020). Oleh karena itu, pernikahan pada usia matang disarankan untuk calon pengantin supaya tidak menyebabkan penambahan angka stunting di Indonesia (Aurima, 2021). Usia ibu yang masih kecil pun mempengaruhi pola asuh anak, sehingga ibu yang berusia muda cenderung tidak mementingkan kandungan gizi pada makanan anak (Widyatri, 2020).…”
Section: Resultsunclassified
“…Kondisi kekurangan gizi kronis ini dapat terjadi pada saat janin berada didalam kandungan maupun pada awal masa saat bayi lahir, namun kondisi stunting akan mulai terlihat pada saat sang anak berumur 2 tahun. Kondisi stunting dapat ditandai dengan hasil pengukuran indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) yang menunjukkan hasil < -2 Standar Deviasi (SD) pada standar WHO child growth standart, sejalan dengan pengertian tersebut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mendeskripsikan bahwa stunting adalah kondisi dimana seorang balita memiliki hasil nilai z-score berdasarkan pengukuran yang dilakukan yakni kurang dari -2 SD dan kurang dari -3 SD (Aurima et al, 2021).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Gizi kurang dan gizi buruk secara pathophysiology pada anak balita adalah mengalami kekurangan energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vitamin A. Kekurangan sumber gizi pada anak balita menghambat pertumbuhan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga rentan terkena penyakit infeksi, mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan, penurunan kemampuan fisik, gangguan pertumbuhan jasmani dan mental, stunting, kebutaan serta kematian pada anak balita [10].…”
Section: Hasil Dan Diskusiunclassified