2016
DOI: 10.20886/jphh.2016.34.4.335-348
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Faktor Eksploitasi Hutan Di Sub Regional Kalimantan Timur

Abstract: Forest harvest is the first activity to undertake in extracting logs from the forest site. The amount of wood wastes generated during logging operation can be used for measuring the value of exploitation factor (FE as multiplying factor in determining annual allocation of wood production (JPT) and as a basic parameter in predicting earn business provision of natural forest (PSDH). Ecological aspects may interprete that the bigger FE value will bring about reduction of forest damages. This paper examines the FE… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
1
0
15

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

3
4

Authors

Journals

citations
Cited by 11 publications
(21 citation statements)
references
References 1 publication
(1 reference statement)
0
1
0
15
Order By: Relevance
“…Pada penebangan konvensional masih banyak meninggalkan limbah batang bebas cabang (BBC) maupun batang di atas cabang (BAC) sehingga efisiensi pemanfaatan kayu tidak maksimal. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya limbah BBC berkisar antara 14-40% (Budiaman, 2002;Ruslim & Gunawan, 2008;Matangaran, Partiani, & Purnamasari, 2013;Soenarno, Endom, Basari, Dulsalam, Suhartana & Yuniawati, 2016). Padahal, limbah tersebut secara teknis dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai, diantaranya untuk menghasilkan kayu gergajian dan bahan baku kayu lapis (Enters, 2001;Budiaman, 2002;Astana, Soenarno & Endom, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pada penebangan konvensional masih banyak meninggalkan limbah batang bebas cabang (BBC) maupun batang di atas cabang (BAC) sehingga efisiensi pemanfaatan kayu tidak maksimal. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya limbah BBC berkisar antara 14-40% (Budiaman, 2002;Ruslim & Gunawan, 2008;Matangaran, Partiani, & Purnamasari, 2013;Soenarno, Endom, Basari, Dulsalam, Suhartana & Yuniawati, 2016). Padahal, limbah tersebut secara teknis dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai, diantaranya untuk menghasilkan kayu gergajian dan bahan baku kayu lapis (Enters, 2001;Budiaman, 2002;Astana, Soenarno & Endom, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pemanenan kayu di hutan alam mempunyai peranan strategis tidak saja menentukan kualitas produksi kayu bulat tetapi juga limbah yang dihasilkan. Limbah pemanenan kayu tersebut terjadi di petak tebang akibat proses penebangan (felling), pembagian batang (bucking), dan kondisi batang pohon yang cacat dan/atau pecah (Soenarno et al, 2016). Selain itu, limbah pemanenan juga terjadi di tempat pengumpulan kayu sementara (TPn) akibat pemotongan setelah dilakukan pengujian dan pengukuran (grading and scaling) kayu bulat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Nurrochmat (2016) menyatakan berdasarkan kapasitas terpasang industri pengolahan kayu diperkirakan kekurangan kebutuhan kayu bulat mencapai ± 40 juta m 3 /tahun. Penelitian mengenai besarnya limbah pemanenan kayu di hutan alam sudah banyak dilakukan terutama di wilayah Kalimantan oleh Soenarno et al, (2016), Mansyur, Tirkaamiana, dan Sutejo (2013), Matangaran, Partiani, dan Purnamasari (2013), Budiaman dan Komalasari (2012), tetapi data dan informasi limbah pemanenan kayu di wilayah Papua belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran, bentuk, dan kondisi limbah serta menghitung besarnya faktor pemanfaatan kayu dan faktor residu/limbah akibat pemanenan kayu.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 2 more Smart Citations