“…Berdasarkan faktor host, hasil literature review yang dilakukan oleh Tansil et al (2021) menunjukkan bahwa status gizi, umur, pekerjaan, pengetahuan serta sikap menjadi faktor risiko terjadinya DBD. Hasil penelitian Agung et al (2023) di Kabupaten Tabanan, menghasilkan temuan kelompok usia 10 -14 tahun dan berjenis kelamin laki-laki merupakan yang paling banyak menderita DBD di Puskesmas Tabanan I. Dari aspek perilaku host, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahawa faktor perilaku yang terbukti berhubungan dengan kejadian DBD yaitu tindakan 4M Plus Widyatama (2018) diantaranya meliputi kebiasaan menguras bak mandi, menyikat bak mandi, menutup tempat pena mpungan air, memantau jentik nyamuk dan menggunakan bubuk abate, menutup tempat penampungan air Widyatama (2018), kebiasaan menggantung pakaian, penggunaan obat anti nyamuk Fauzi et al (2019) Tansil et al (2021, kebiasaan penguburan barang bekas Lestari et al (2020), aktivitas di luar rumah tinggi Agung et al (2023), tidak pernah mendaur ulang barang bekas (Agung et al, 2023). Faktor lingkungan yang berhubungan dengan terjadinya DBD berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya antara lain dinding rumah, ketersediaan sumur gali dan kepadatan hunian, Container Index/CI Fakhriadi et al (2015) breeding place, resting place, kebiasaan menggantung pakaian, suhu Tansil et al (2021) dan keberadaan tanaman di pekarangan (Fauzi et al, 2019).…”