“…Sensasi dingin dan panas (Qmax) merupakan hal yang penting dari pegangan kain (fabric hand) tersebut. 29 Gambar 4 menunjukkan bahwa kehangatan lebih tinggi didapat dari masker dengan lapisan terbanyak yaitu masker 3 lapis (PES/Co2), sedangkan kehangatan terendah adalah dengan masker 1 lapis berupa masker scuba (PCP). Faktor yang menentukan kehangatan salah satunya adalah energi yang dinyatakan pada Tabel 4 berupa thermal maximum flux.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Pengujian kenyamanan dengan penilaian subjektif menggunakan tangan merupakan penilaian yang didapat berdasarkan reaksi dari indera perasa atau sentuhan dan perkiraan tiap orang ketika merasakan kain diantara jari-jari tangan dan jempolnya. 29 Nilai kenyamanan subjektif dibagi menjadi beberapa penilaian sesuai dengan tiga kriteria sifat dalam AATCC parameter 5, yaitu kehalusan, kehangatan, dan ketebalan dengan skala 1-4. Hasil dari responden ditunjukkan pada Tabel 6.…”
Section: Total Primary Sensory Indices Gradeunclassified
Penyebaran virus corona (COVID-19) telah begitu pesat hingga pemerintah Indonesia mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) berupa masker kain bagi masyarakat umum supaya persediaan masker bedah yang stoknya terbatas hanya diperuntukkan bagi tenaga medis. Adaptasi kebiasaan baru, tidak dipungkiri akan tetap menerapkan protokol kesehatan ini tanpa batas waktu yang diketahui. Hal ini dijadikan peluang bisnis bagi UMKM di daerah untuk membuat masker kain dan menjualnya dengan harga terjangkau. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji keefektifan dari masker kain dari kenyamanan dengan 2 aspek: objektif dan subjektif. Sampel yang digunakan adalah masker kain hasil UMKM daerah Ngemplak, Sleman Yogyakarta dengan tiga jenis struktur yang berbeda, yaitu masker satu lapis kain rajut dari polikloroprena (PCP) atau dikenal dengan masker scuba, dua lapis masker kain tenun dengan bagian dalam menggunakan poliester dan bagian luar menggunakan kapas (PES/Co), serta tiga lapis masker kain tenun dengan bagian dalam poliester dan bagian tengah-luar adalah kapas (PES/Co2). Untuk pengujian kenyamanan pengguna secara kuantitatif dan objektif dilakukan dengan menggunakan Fabric Touch Tester (FTT) dengan menilai beberapa parameter yaitu kelembutan, kehalusan, dan kehangatan. Kuisioner sebagai data kualitatif mengenai ergonomi, juga dibagikan kepada responden yang menggunakan masker kain produksi UMKM Kecamatan Ngemplak dengan penilaian AATCC parameter 5 yang menilai kehalusan, kehangatan, dan ketebalan dengan skala 1-4. Hasil yang didapatkan adalah masker dua lapis (PES/Co) memiliki keunggulan rata-rata nilai indeks sensorik primer yang tertinggi pada uji kenyamanan menggunakan FTT, sedangkan masker scuba (PCP) memiliki kenyamanan terbaik dinilai oleh pengguna. Masker tiga lapis (PES/Co2) baik secara objektif dan subjektif memiliki nilai terendah karena faktor kehangatan yang tinggi sehingga pengguna merasa panas dan pengap saat masker digunakan dalam waktu lama.
“…Sensasi dingin dan panas (Qmax) merupakan hal yang penting dari pegangan kain (fabric hand) tersebut. 29 Gambar 4 menunjukkan bahwa kehangatan lebih tinggi didapat dari masker dengan lapisan terbanyak yaitu masker 3 lapis (PES/Co2), sedangkan kehangatan terendah adalah dengan masker 1 lapis berupa masker scuba (PCP). Faktor yang menentukan kehangatan salah satunya adalah energi yang dinyatakan pada Tabel 4 berupa thermal maximum flux.…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified
“…Pengujian kenyamanan dengan penilaian subjektif menggunakan tangan merupakan penilaian yang didapat berdasarkan reaksi dari indera perasa atau sentuhan dan perkiraan tiap orang ketika merasakan kain diantara jari-jari tangan dan jempolnya. 29 Nilai kenyamanan subjektif dibagi menjadi beberapa penilaian sesuai dengan tiga kriteria sifat dalam AATCC parameter 5, yaitu kehalusan, kehangatan, dan ketebalan dengan skala 1-4. Hasil dari responden ditunjukkan pada Tabel 6.…”
Section: Total Primary Sensory Indices Gradeunclassified
Penyebaran virus corona (COVID-19) telah begitu pesat hingga pemerintah Indonesia mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) berupa masker kain bagi masyarakat umum supaya persediaan masker bedah yang stoknya terbatas hanya diperuntukkan bagi tenaga medis. Adaptasi kebiasaan baru, tidak dipungkiri akan tetap menerapkan protokol kesehatan ini tanpa batas waktu yang diketahui. Hal ini dijadikan peluang bisnis bagi UMKM di daerah untuk membuat masker kain dan menjualnya dengan harga terjangkau. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji keefektifan dari masker kain dari kenyamanan dengan 2 aspek: objektif dan subjektif. Sampel yang digunakan adalah masker kain hasil UMKM daerah Ngemplak, Sleman Yogyakarta dengan tiga jenis struktur yang berbeda, yaitu masker satu lapis kain rajut dari polikloroprena (PCP) atau dikenal dengan masker scuba, dua lapis masker kain tenun dengan bagian dalam menggunakan poliester dan bagian luar menggunakan kapas (PES/Co), serta tiga lapis masker kain tenun dengan bagian dalam poliester dan bagian tengah-luar adalah kapas (PES/Co2). Untuk pengujian kenyamanan pengguna secara kuantitatif dan objektif dilakukan dengan menggunakan Fabric Touch Tester (FTT) dengan menilai beberapa parameter yaitu kelembutan, kehalusan, dan kehangatan. Kuisioner sebagai data kualitatif mengenai ergonomi, juga dibagikan kepada responden yang menggunakan masker kain produksi UMKM Kecamatan Ngemplak dengan penilaian AATCC parameter 5 yang menilai kehalusan, kehangatan, dan ketebalan dengan skala 1-4. Hasil yang didapatkan adalah masker dua lapis (PES/Co) memiliki keunggulan rata-rata nilai indeks sensorik primer yang tertinggi pada uji kenyamanan menggunakan FTT, sedangkan masker scuba (PCP) memiliki kenyamanan terbaik dinilai oleh pengguna. Masker tiga lapis (PES/Co2) baik secara objektif dan subjektif memiliki nilai terendah karena faktor kehangatan yang tinggi sehingga pengguna merasa panas dan pengap saat masker digunakan dalam waktu lama.
“…Clothing and other textiles, such as bedding and face masks, are the most common materials that we are well acquainted with, as we are spending most of our lives directly contacting with textiles, sensing the comfort properties by multimode sensations, such as touch and audition (Liao et al, 2016). The comfort characteristics of fabrics can be one of the main approaches to evaluate the comprehensive performance and value of garments in the market and thus have been raising great concern in the textile engineering and clothing design fields (Ahirwar and Behera, 2021;Akgul et al, 2021).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…, 2016). The comfort characteristics of fabrics can be one of the main approaches to evaluate the comprehensive performance and value of garments in the market and thus have been raising great concern in the textile engineering and clothing design fields (Ahirwar and Behera, 2021; Akgul et al. , 2021).…”
PurposeCurrent measurement methods for fabric comfort attributes generally suffer from either complicated testing processes and intricate measuring equipment or partial evaluation objectives and thus are difficult for effectively evaluating multidimensional human perceptions towards the comprehensive comfort of fabrics. The purpose of this paper is to develop a facile test device, namely fabric comfort tester, to achieve a comprehensive evaluation of human sensations in terms of sensorial, thermal and acoustic comfort in clothing.Design/methodology/approachThe prototype of the designed device was introduced, which enables a simultaneous test for multiple physical and mechanical properties of fabrics based on a force sensor and a set of infrared sensors via constructing multi-deformation states of the measured fabrics. Eleven measurement indices extracted from the measurement curves are defined and interpreted based on correlation analysis. A series of regression models are developed by relating the measurement indices with subjective evaluation results and validated by a set of independent samples.FindingsHuman perceptions of sensorial, thermal and acoustic comfort in clothing can be predicted by the measured physical indices and the designed test device with the developed regression models provides an alternative method to characterize the fabric comfort attributes effectively.Originality/valueThe work develops a novel device for objective evaluation of fabric comfort properties by a simultaneous test, integrating the mechanical measurement with thermal test and thereby filling the gap between the existing evaluation methods and practical requirements for the digitalization of fabric comfort in present textile and garment trade.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.