“…Penelitian ini menarik untuk dikaji dikarenakan beberapa hal, antara lain: 1) secara empiris, terdapatnya variasi hasil penelitian pengalaman merek pada loyalitas merek yang masih lemah dan kurang konsisten. Hasil yang kurang robust ini dikarenakan sebagian studi menunjukkan hasil signifikan (Mostafa, 2020;Maduretno & Junaedi, 2022) sementara sebagian lain menunjukkan hasil non-signifikan (Walter, 2013); 2) dengan inkonsistensi hasil tersebut membuka peluang adanya variabel lain yang dapat menjadi penghubung antara kedua variabel tersebut. Penelitian dalam literatur pemasaran jarang menyelidiki peran keterikatan merek sebagai mediator penting dalam kaitannnya dengan pengalaman merek dan loyalitas merek secara eksplisit (Iglesias, 2011;Mostafa, 2020); 3) berdasarkan hasil penelitian terdahulu, penelitian yang membuktikan pengaruh kesesuaian diri pada loyalitas merek dengan keterikatan merek sebagai pemediasi secara bersama-sama belum pernah dilakukan, sehingga peneliti bermaksud untuk mengujinya dalam penelitian ini; 3) Selain itu, penelitian ini juga berupaya mengisi kesenjangan teoritis dan praktis bahwa dalam penelitian ini mampu memverifikasi, mengkonfirmasi, dan memperkuat teori model SOR (Stimulus, Organism, Respons) yang juga masih minim dilakukan di Asia Tenggara lebih khususnya di Indonesia (Khan, 2015;Salam, 2020).…”