Estimation of the Economic Losses Potential Due to Underweight Toddlers in Indonesia in 2013

Abstract

Millions of children and adolescents in Indonesia today still show a high number of premature death in children who are moderately malnourished and severely malnourished. The research objective was to calculate the estimated economic losses potential due to underweight among toddlers in Indonesia. This was a descriptive research by analyzing secondary data of nutritional status and socio-economic indicators in 2013 from the Indonesian Ministry of Health and Central Statistical Agency. The formula to calculate potential economic loss is based on Konig’s formula (1995) and the correction factor from research by Horton (1999). The results showed that the average economic loss in 32 provinces in Indonesia is approximately IDR 93 billion – IDR 417 billion, which seen from the GRDP percentage, the economic loss due to a decrease in productivity amounted to 2% and 9% or about 0.1–0.7% of the average GRDP of the provinces in Indonesia. Nationally, economic losses due to low productivity in underweight toddlers reach IDR 3,054 billion – IDR 13,746 billion (0.04–0.2%) of Indonesia’s total GDP. The results of this study are expected to show that the importance of this issue was handled and can assist the government in planning for health and nutrition programs targeted to human resources in Indonesia qualifi ed and productive.

Studi Literatur: Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Undernutrition Di Indonesia

“…Akibat dari underweight pada balita yakni gangguan perkembangan otak, terganggunya pertumbuhan fisik, serta terganggunya kecerdasan dan metabolisme tubuh (Samino, F. and Atmasari, 2020). Underweight merugikan secara ekonomi di Indonesia diperkirakan Rp93 miliar sampai Rp417 miliar apabila dilihat dari persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (Renyoet, 2021) Hasil penelitian tersebut adalah kerugian ekonomi rata-rata 32 provinsi di Indonesia sekitar Rp93 miliar-Rp417 miliar, akibat penurunan produktivitas adalah sebesar 2% dan 9% atau sekitar 0,1-0,7% dari ratarata PDRB provinsi di Indonesia. Secara nasional kerugian ekonomi akibat rendahnya produktivitas balita kurus mencapai Rp 3.054 miliar-Rp 13.746 miliar (0,04-0,2%) dari total PDB Indonesia (Renyoet, 2021) panjang, peningkatan kerentanan akumulasi lemak, oksidasi lemak rendah, pengeluaran energi istirahat lebih rendah, resistensi insulin masa dewasa, hipertensi, dislipidemia dan penurunan kapasitas pekerjaan di antara gangguan lainnya.…”

“…Permasalahan (Renyoet, 2021). Underweight pada balita di Indonesia terdapat faktorfaktor yang menjadi penyebab resiko seperti adanya kemiskinan, rawan pada pangan, adanya penyakit yang menular, serta kondisi sanitasi (Renyoet, 2021).…”

“…Underweight pada balita di Indonesia terdapat faktorfaktor yang menjadi penyebab resiko seperti adanya kemiskinan, rawan pada pangan, adanya penyakit yang menular, serta kondisi sanitasi (Renyoet, 2021). Underweight balita menyebabkan masalah kesehatan lain seperti balita mengalami kekurangan energi dan protein, kemudian menyebabkan terganggunya secara fisik, mental, dan intelektual pada anak, serta rendahnya kadar zat besi di dalam tubuh yang mengakibatkan tidak berkembangnya sel otak sehingga menurunkan kecerdasan otak anak hingga 10%, selain itu juga dapat menyebabkan kematian (Renyoet, 2021) Pemantauan angka kesakitan balita dan anak juga perlu mendapat perhatian terutama masalah gizi yakni diare dengan cara peningkatan pemeriksaan kesehatan rutin dan pemantauan terjadwal dengan baik melalui Posyandu. Diare pada balita dapat terjadi karena air minum dan sanitasi lingkungan kurang baik sehingga perlu adanya kesadaran masyarakat melalui penyuluhan secara terstruktur untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.…”

“…3.054 miliar (2%) hingga Rp. 13.746 miliar (9%), dimana terjadi turunnya keproduktifan PDRB pada 2% yaitu 0,04%, serta pada 9% yakni 0,2% (Renyoet, 2021). Selain itu, terdapat penelitian lain mengenai akibat malnutrisi anak menyebabkan beban secara ekonomi nasional di Kamboja diestimasikan $400 juta per tahun -2,5% dari PDB (Bagriansky et al, 2014).…”

Risk Factors and Potential Economic Losses Associated with Stunting in Toddlers in Ogan Komering Ilir Regency

“…Furthermore, there is a negative correlation OPEN ACCESS between the Gross Regional Domestic Product (GRDP) per capita and the prevalence of malnutrition in toddlers. This implies that areas with higher GRDP per capita values tend to exhibit lower rates of malnutrition (5). This correlation is because a large GRDP value indicates a large economic resource capacity and vice versa (6).…”