Effect of perioperative dexmedetomidine on the endocrine modulators of stress response: a meta‐analysis

Abstract

This study examined the effects of perioperative dexmedetomidine treatment on physiological modulators of surgical stress response. The quality of the included studies was assessed prior to performing meta-analyses of the weighted mean differences in the changes from baseline of stress hormones and interpreted in the light of statistical heterogeneity between the studies. Nineteen studies (844 surgical subjects) data were used for this meta-analysis. Dexmedetomidine administration significantly decreased blood cortisol levels (μg/dL) postoperatively (mean difference with 95% confidence interval (CI) from controls: -18.78 (-28.45, -9.10); P < 0.05). In the subgroup analysis, the mean difference between dexmedetomidine-treated and saline-treated subjects in the changes from baseline of the cortisol levels was -20.10 (-30.96, -9.25; P < 0.05) but, between dexmedetomidine- and comparator-treated subjects, it was not statistically significantly different (-15.13 (-49.78, 19.52); P < 0.05). Compared with controls, dexmedetomidine treatment also decreased adrenaline and noradrenaline levels significantly (mean difference in the percent changes from baseline: -90.41 (-145.79, -35.03)%; P < 0.05 and -62.82 (-85.47, -0.40.17)%; P < 0.05, respectively). Dexmedetomidine also decreased prolactin levels with a mean difference of -19.42 (-39.37, 0.52) μg/L (P = 0.06). In conclusion, perioperative use of dexmedetomidine reduces serum catecholamine and cortisol levels but the decrease in cortisol levels was not statistically different from the comparator anaesthetics. More data will be required to assess the effects of dexmedetomidine on corticotropin, prolactin, and growth hormone.

Efficacy of perioperative dexmedetomidine in postoperative neurocognitive function: a meta‐analysis

“…However, meta‐regression analyses could not find any significant relationship between age and neurocognitive performance of the dexmedetomidine treated patients. Perioperative dexmedetomidine is also associated with significant stress alleviating (cortisol reducing) properties and significant reductions proinflammatory cytokines; both the effects can be more beneficial in the elderly. Whether these results suggest that dexmedetomidine is more effective in elderly patients is subject to further investigations with larger datasets.…”

Efektivitas Dexmedetomidine terhadap Kadar Kortisol pada Pasien yang Menjalani Operasi Ginekologi dalam Anestesi Umum

“…3 Ada beberapa hormon yang dapat berperan sebagai penanda respons stres, namun kortisol dipilih dalam penelitian ini karena kortisol dapat berfungsi sebagai penanda proses penyembuhan merupakan salah satu masalah yang utama setelah pembedahan. 6 Dexmedetomidine dipilih dalam penelitian ini karena termasuk obat yang relatif baru dan mempunyai efek menurunkan sintesis kortisol, simpatolitik dengan mekanisme bekerja di sentral yang dapat mengaktifkan reseptor pascasinaps α-2 adrenergik sehingga terjadi penurunan pelepasan norepinefrin yang akan menurunkan tekanan darah dan laju jantung, serta berperan penting dalam proteksi organ vital yaitu otak, jantung, dan ginjal yang membedakannya dengan obat anestesi lain. 6 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek dexmedetomidine intravena terhadap kadar kortisol pada pasien yang menjalani operasi ginekologi dalam anestesi umum.…”

“…6 Dexmedetomidine dipilih dalam penelitian ini karena termasuk obat yang relatif baru dan mempunyai efek menurunkan sintesis kortisol, simpatolitik dengan mekanisme bekerja di sentral yang dapat mengaktifkan reseptor pascasinaps α-2 adrenergik sehingga terjadi penurunan pelepasan norepinefrin yang akan menurunkan tekanan darah dan laju jantung, serta berperan penting dalam proteksi organ vital yaitu otak, jantung, dan ginjal yang membedakannya dengan obat anestesi lain. 6 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek dexmedetomidine intravena terhadap kadar kortisol pada pasien yang menjalani operasi ginekologi dalam anestesi umum. Laju napas Setelah intubasi T 15 12,00±0,000 12,00±0,000 1,000* T 30 12,00±0,000 12,00±0,000 1,000* T 45 12,00±0,000 12,00±0,000 1,000* T 60 12,00±0,000 12,00±0,000 1,000* T 75 12 (12)(13)(14)(15)(16)(17)(18)(19)(20) 12 (12- Pada kelompok dexmedetomidine terjadi bradikardia (laju nadi <60×/menit), tetapi tidak memerlukan pemberian sulfas atropin.…”

“…Dexmedetomidine memiliki efek sedatif, analgesia, bersifat simpatolitik, dan juga dapat menurunkan kadar kortisol dengan mekanisme yang belum jelas sesuai dengan fokus penelitian ini. [6][7][8] Kortisol merupakan hormon yang disekresikan oleh korteks adrenal lewat aksis hipotalamus-hipofisis dan korteks adrenal. Corticotropin releasing hormone yang disekresikan oleh hipotalamus akan menstimulus hipofisis anterior untuk menyekresi ACTH (adrenocorticotropic hormone).…”

“…Sebenarnya terdapat beberapa hormon penanda respons stres, tetapi kortisol dapat menjadi penanda proses penyembuhan dengan kadar yang tinggi akan memperlama penyembuhan, menyebabkan komplikasi pada respirasi, serta mengganggu fungsi jantung dan imunosupresi. 6 Meta-analisis terhadap 19 studi dengan 844 subjek dengan pemberian dexmedetomidine disbanding dengan kelompok kontrol didapatkan kadar kortisol pascapembedahan lebih rendah. Terdapat 16 studi membandingkan dexmedetomidine dengan normal salin, dan 3 studi membandingkan dengan obat anestesi (fentanyl, remifentanyl dan propofol).…”