Abstract:The aim of this study is to evaluate microwave-assisted extraction at several microwave power and extraction time in extracting oil palm products, such as crude palm oil (CPO) and palm fatty acid (PFA) composition. The exposure time was shortened and overheating was avoided when sterilized mesocarp exposed to microwave prior to Soxhlet extraction in order to obtain good quality oil. The effects of CPO extraction and PFA composition on the distillate produced were investigated. Gas chromatography coupled with m… Show more
“…Rasio perhitungan konsentrasi terhadap volume minyak ditunjukkan pada Persamaan 3. (Zamanhuri, 2021) Minyak kelapa sawit 0,1g dilarutkan dalam 25mL etanol absolut dimasukkan ke dalam kuvet sampai ¾ volume kuvet. Kuvet yang berisi minyak kelapa sawit dimasukkan ke dalam Spektrofotometer UV-Vis dengan pembacaan absorbansi pada 446 nm dan 269 nm.…”
Section: Rendemen Minyak Kelapa Sawitunclassified
“…Menurut Cheng et al, (2011) buah kelapa sawit yang disterilisasi menggunakan microwave oven (850W) selama 4 menit menghasilkan rendemen minyak kelapa sawit sebesar 19,98% lebih tinggi daripada rendemen minyak kelapa sawit yang disterilisasi selama 5 menit (15,40%). Menurut Chow & Ma., (2007);Zamanhuri., (2017Zamanhuri., ( ,2021 perbedaan rendemen ini disebabkan oleh perbedaan kadar air pada buah yang dikeringkan selama pemanasan menggunakan gelombang mikro menimbulkan getaran molekul air dalam sel buah kelapa sawit yang membuat perubahan struktur sel. Menurut Chow & Ma., (2007); Zamanhuri., (2021) perubahan struktur sel tersebut menyebabkan buah kelapa sawit keras sehingga sulit dipresing dan mempengaruhi kuantitas pada rendemen.…”
Section: Rendemen Minyak Kelapa Sawitunclassified
“…Menurut Chow & Ma., (2007);Zamanhuri., (2017Zamanhuri., ( ,2021 perbedaan rendemen ini disebabkan oleh perbedaan kadar air pada buah yang dikeringkan selama pemanasan menggunakan gelombang mikro menimbulkan getaran molekul air dalam sel buah kelapa sawit yang membuat perubahan struktur sel. Menurut Chow & Ma., (2007); Zamanhuri., (2021) perubahan struktur sel tersebut menyebabkan buah kelapa sawit keras sehingga sulit dipresing dan mempengaruhi kuantitas pada rendemen.…”
Sterilisasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bertujuan untuk menonaktifkan enzim lipase, melunakkan daging buah dan melepaskan buah dari tandannya yang merupakan salah satu proses penting yang mempengaruhi kualitas minyak. Pabrik kelapa sawit umumnya membutuhkan air sekitar 410-455 ton untuk menghasilkan uap steam pada proses sterilisasi menggunakan bejana rebusan dan menghasilkan limbah cair sebanyak 36 ton. Salah satu cara untuk mengurangi limbah cair adalah pengembangan penggunaan gelombang mikro. Penelitian penggunaan microwave pada sterilisasi buah sawit akan menjadi dasar untuk pengembangan desain microwave yang sesuai bagi industri CPO dengan kapasitas ratusan atau ribuan ton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu sterilisasi dengan microwave oven terhadap karakteristik buah kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 28 satuan percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah sterilisasi menggunakan bejana rebusan (T0) dan lama sterilisasi buah kelapa sawit menggunakan microwave oven yaitu 3,5,7,9,11 dan 13 menit dan hasilnya dianalisis menggunakan SPSS pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sterilisasi buah kelapa sawit menggunakan bejana rebusan dan microwave oven berpengaruh nyata terhadap suhu sterilisasi, kadar air, rendemen, Asam Lemak Bebas, Deterioration of Bleachability Index (DOBI) dan karoten. Perlakuan terbaik terdapat pada sterilisasi buah kelapa sawit menggunakan microwave oven selama 7 menit dengan parameter suhu sterilisasi 94,06ºC, kadar air 0,55%, rendemen 17,81%, Asam Lemak Bebas 0,51%, Deterioration of Bleachability Index 3,88nm dan karoten 675,52ppm.
“…Rasio perhitungan konsentrasi terhadap volume minyak ditunjukkan pada Persamaan 3. (Zamanhuri, 2021) Minyak kelapa sawit 0,1g dilarutkan dalam 25mL etanol absolut dimasukkan ke dalam kuvet sampai ¾ volume kuvet. Kuvet yang berisi minyak kelapa sawit dimasukkan ke dalam Spektrofotometer UV-Vis dengan pembacaan absorbansi pada 446 nm dan 269 nm.…”
Section: Rendemen Minyak Kelapa Sawitunclassified
“…Menurut Cheng et al, (2011) buah kelapa sawit yang disterilisasi menggunakan microwave oven (850W) selama 4 menit menghasilkan rendemen minyak kelapa sawit sebesar 19,98% lebih tinggi daripada rendemen minyak kelapa sawit yang disterilisasi selama 5 menit (15,40%). Menurut Chow & Ma., (2007);Zamanhuri., (2017Zamanhuri., ( ,2021 perbedaan rendemen ini disebabkan oleh perbedaan kadar air pada buah yang dikeringkan selama pemanasan menggunakan gelombang mikro menimbulkan getaran molekul air dalam sel buah kelapa sawit yang membuat perubahan struktur sel. Menurut Chow & Ma., (2007); Zamanhuri., (2021) perubahan struktur sel tersebut menyebabkan buah kelapa sawit keras sehingga sulit dipresing dan mempengaruhi kuantitas pada rendemen.…”
Section: Rendemen Minyak Kelapa Sawitunclassified
“…Menurut Chow & Ma., (2007);Zamanhuri., (2017Zamanhuri., ( ,2021 perbedaan rendemen ini disebabkan oleh perbedaan kadar air pada buah yang dikeringkan selama pemanasan menggunakan gelombang mikro menimbulkan getaran molekul air dalam sel buah kelapa sawit yang membuat perubahan struktur sel. Menurut Chow & Ma., (2007); Zamanhuri., (2021) perubahan struktur sel tersebut menyebabkan buah kelapa sawit keras sehingga sulit dipresing dan mempengaruhi kuantitas pada rendemen.…”
Sterilisasi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit bertujuan untuk menonaktifkan enzim lipase, melunakkan daging buah dan melepaskan buah dari tandannya yang merupakan salah satu proses penting yang mempengaruhi kualitas minyak. Pabrik kelapa sawit umumnya membutuhkan air sekitar 410-455 ton untuk menghasilkan uap steam pada proses sterilisasi menggunakan bejana rebusan dan menghasilkan limbah cair sebanyak 36 ton. Salah satu cara untuk mengurangi limbah cair adalah pengembangan penggunaan gelombang mikro. Penelitian penggunaan microwave pada sterilisasi buah sawit akan menjadi dasar untuk pengembangan desain microwave yang sesuai bagi industri CPO dengan kapasitas ratusan atau ribuan ton. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu sterilisasi dengan microwave oven terhadap karakteristik buah kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 taraf perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 28 satuan percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah sterilisasi menggunakan bejana rebusan (T0) dan lama sterilisasi buah kelapa sawit menggunakan microwave oven yaitu 3,5,7,9,11 dan 13 menit dan hasilnya dianalisis menggunakan SPSS pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sterilisasi buah kelapa sawit menggunakan bejana rebusan dan microwave oven berpengaruh nyata terhadap suhu sterilisasi, kadar air, rendemen, Asam Lemak Bebas, Deterioration of Bleachability Index (DOBI) dan karoten. Perlakuan terbaik terdapat pada sterilisasi buah kelapa sawit menggunakan microwave oven selama 7 menit dengan parameter suhu sterilisasi 94,06ºC, kadar air 0,55%, rendemen 17,81%, Asam Lemak Bebas 0,51%, Deterioration of Bleachability Index 3,88nm dan karoten 675,52ppm.
“…It is because the contact time between the solvent and the material is longer so that more oil content is absorbed by the solvent which can obtain a large yield. However, after a certain time of the extraction process, the amount of oil extracted did not increase because the content of oil in the amla seed and solvent used was limited (Zamanhuri et al, 2021).…”
Section: Effect Of Solid To Solvent Ratio and Extraction Time On Oil ...mentioning
The results showed that the highest yield was obtained, namely 10.97% in the treatment of the raw material to solvent ratio of 1:30 and the extraction time of 120 minutes, while the lowest yield was 2.66% in the treatment of the raw material to solvent ratio of 1:20 and the extraction time of 30 minutes. Based on the phytochemical analysis, the highest concentrations of phenolic compounds and flavonoids, namely 66.12 mg GAE/g and 95.70 mg QE/g, were obtained from the treatment of the ratio of raw materials to solvents of 1:25 and extraction time of 120 minutes. Meanwhile, the lowest concentrations of phenol and flavonoids, namely 24.87 mg GAE/g and 39 mg QE/g, were achieved in the treatment of the raw material to solvent ratio of 1:20 and the extraction time of 30 minutes. The FTIR of amla seed oil with different aw material to solvent ratio and extraction times indicated the presence of the same functional group content. In the form of O-H indicating the presence of polyphenolic compounds, C=O indicating the presence of ascorbic acid compounds, C-O indicating the presence of pectin compounds, and C-O-C indicating flavonoid compounds in amla seed oil. The fatty acid components contained in amla seed oil analyzed using GCMS showed that the content of unsaturated fatty acids was higher than saturated fatty acids with linoleic acid as the main component. Physical-chemical analysis of pH, density, acid number, FFA, and peroxide number showed that the extracted oil quality was better than in previous studies.
“…The asphaltene precipitation efficiency of both solvents improves marginally as the microwave power and holding time increase from 100 to 150 watts, and 10 to 20 min, respectively. The increase of power level to 150 watts at a holding time of 20 min increases the electric field strength, thus causing absorption of more microwave energy by asphaltene molecules, subsequently increasing the aggregation rate of asphaltenes [24,25].…”
Section: Effect Of Microwave Power and Holding Timementioning
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.