Kegawatan demam berdarah dengue (DBD) yang mengancam nyawa adalah disfungsi sirkulasi atau syok hipovolemik yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapilar dan perdarahan, sehingga terjadi plasma leakage, penurunan perfusi organ, penurunan suplai oksigen dan nutrien untuk sel yang dapat berlanjut dengan gagal organ multiple dan kematian. Tata laksana kegawatan DBD berorientasi pada pendekatan patofisiologik multi system terpadu yang diarahkan pada pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrien, termasuk didalamnya tunjangan ventilasi, pemberian oksigen, resusitasi cairan dan obat resusitasi. Resusitasi cairan paling baik diberikan saat syok kompensasi, dengan pemberian cairan kristaloid atau koloid secara agresif 10-30 ml/kgbb dalam 6-10 menit untuk meningkatkan preload, curah jantung, volume sirkulasi efektif, memperbaiki perfusi organ, sehingga mekanisme homeostatis atau mekanisme kompensasi tidak digunakan lagi dan kesembuhan segera pasien sindrom syok dengue dapat diharapkan.Kata kunci: disfungsi sirkulasi, syok hipovolemik, preload. Sari Pediatri, Vol. 4, No. 4, Maret 2003: 156 -162 A pelepasan oksigen di organ vital secara optimal.5,10 Pada keadaan suplai oksigen rendah, mekanisme neurohumoral terutama sistem saraf simpatis diaktifkan sehingga terjadi vasokonstriksi dan pengalihan aliran darah dari kulit, ginjal, saluran cerna dan otot rangka ke otak dan jantung. Perangsangan sistem saraf simpatis juga menyebabkan pelepasan norepinefrin dan epinefrin, katekolamin yang memberi efek serupa dengan stimulasi sistem saraf simpatis.
5Penurunan perfusi ginjal menyebabkan pelepasan renin, angiotensin II, aldosteron dan arginine vasopressin (AVP) sehingga terjadi retensi air dan sodium serta peningkatan volume intravaskular. Penurunan pH susunan saraf pusat merangsang kemoreseptor di daerah medula sehingga terjadi peningkatan volume tidal, frekuensi pernapasan, hiperventilasi, volume pernapasan semenit, dan alkalosis respiratorik. Secara umum pada anak sakit gawat, peningkatan aktivitas neurohumoral membantu pelepasan oksigen melalui hiperventilasi, vasokonstriksi, redistribusi aliran darah, peningkatan volume intravaskular, tekanan darah, denyut jantung dan kontraktilitas miokard.
5,10Penanganan awal seorang anak sakit gawat dilakukan melalui pendekatan pada disfungsi multisistem. Diarahkan pada optimalisasi mekanisme nak sakit gawat ialah anak nyawanya terancam oleh kekurangan suplai oksigen dan nutrien yang disebabkan oleh disfungsi respirasi dan kardiovaskular atau peningkatan kebutuhan oksigen pada berbagai keadaan stres seperti trauma, tindakan bedah, luka bakar, sepsis, demam tinggi, keracunan, syok, malformasi kongenital, keganasan, henti jantung-paru dan sakit gawat lain.