Efektivitas Kepemimpinan dan Komunikasi Tim Keselamatan Pasien di RSI Ibnu Sina Pekanbaru Riau

Abstract

Keselamatan pasien merupakan prioritas dalam aspek pelayanan di rumah sakit. Upaya penyelenggaraannya diharapkan meminimalkan risiko Kejadian Tidak Diinginkan (KTD). Komite Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (KKP-RS) adalah wadah yang berinisitif mengajak semua stakeholder untuk memperhatikan keselamatan pasien. Karakteristik efektivitas kinerja tim harus memiliki prinsip leadership. Berbagai penelitian tentang patient safety teamwork ini terus dilakukan dan hasilnya komunikasi juga merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi efektivitas kinerja teamwork. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi efektivitas kepemimpinan dan komunikasi kinerja tim KP-RS di RSI Ibnu Sina Pekanbaru, Riau. Jenis penelitian ini observasional, deskriptif menggunakan mixed methods dengan rancangan sequensial eksploratory. Wawancara mendalam dan observasi digunakan untuk mengeksplorasi persepsi dan perilaku yang menggambarkan efektivitas kepemimpinan dan komunikasi pada tim KP-RS. Kemudian dilakukan survei pada 20 informan untuk mengelompokkan persepsi efektivitas kedua aspek tersebut kedalam level kompetensi YAKKUM. Pengolahan data kualitatif menggunakan open code 3.6 dan data kuantitatif dengan distribusi frekuensi. Subjek penelitian adalah keseluruhan anggota tim. Hasil Penelitian menunjukan dari 42 kasus laporan insiden, terjadi 45.22% medication error, 2.38% mengakibatkan kematian dan 50% kasus tidak dilakukan analisis. Tidak ada laporan internal dan eksternal yang dilakukan oleh tim KP-RS. Evaluasi efektivitas kepemimpinan dan komunikasi masih berada pada level 2 dan 3. Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa evaluasi efektivitas kepemimpinan dan komunikasi pada tim ini belum optimal. Fungsi, perilaku dan gaya kepemimpinan di tim KP-RS adalah passive leadership. Ronde Keselamatan Pasien (RKP), The SBAR Tools, reward and punistment adalah program yang direkomendasikan pada penelitian ini.

Factors Affecting the Failure of Patient Safety Target Indicators in the Regional Hospital of the Datu Beru Takengon Central Aceh

“…. The research of Ismainar et al (2012) also strengthens the results of this study through qualitative research conducted with the result that the results of the Indept Interview conducted with 13 informants have the same perception. The involvement of members in solving KTD problems is only individual in accordance with the scene.…”

Perception of Nursing Work Satisfaction in Patient Safety Culture

“…The effect of good communication implementation can improve the relationship between leaders and members. Taking the time to build a relationship with staying committed to the quality of service, usually, this situation will be able to survive and produce a good marketing relationship especially in the application of patient safety culture [34] E. CONCLUSION There is a significant relationship between the safety culture of the patient with salary satisfaction (P-value 0.04), supervision (P-value 0.00), additional benefits (P-value 0.08), motivation (P-value 0.009), technical procedures (P-value 0.012), communication (P-value 0.03), and nursing work satisfaction (P-value 0049) and no relationship between patient safety culture with development opportunities (P-value 0.18), partners (P-value 1.00) and working atmosphere (P-value 1.00). The conclusion of this study is the work satisfaction Nurse Padang Hospital has a significant connection with the safety culture of patients with the most significant satisfaction variables is the variable of supervision.…”