Edukasi Pemasaran Varian Makanan Berbahan Dasar Ubi Di Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor

Abstract

Desa Sayang di Kecamatan Jatinangor merupakah salah satu desa yang hasil pertaniannya menghasilkan varian umbi-umbian, salah satunya adalah ubi jalar. Pengolahan hasil pertanian ini menjadi produk kuliner merupakan salah satu faktor yang dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain melakukan pengolahan bahan menjadi varian makanan yang selama ini sudah dikenal, modifikasi terhadap jenis olahan tersebut menjadi hal yang cukup penting demi mempertahankan daya jual produk tersebut. Kegiatan PPM ini bertujuan untuk memperkenalkan modifikasi terhadap variasi olahan ubi jalar yang sudah dilakukan oleh masyarakat di Jepang sekaligus memperkenalkan cara melakukan pemasaran terhadap hasil kreasi makanan tersebut. Kegiatan ini dilakukan melalui metode observasi di lapangan dengan teknik sadap rekam dan metode terjun langsung ke lapangan melalui praktek langsung (edukasi dan sosialisasi) pembuatan makanan. Teori yang digunakan untuk mengkaji masalah ini berasal dari Setiawan Sabana (2001). Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat terutama kaum perempuan yang terdiri dari ibu dan anak remaja menunjukkan minat yang tinggi terhadap kreasi makanan baru dan edukasi terhadap pemasaran produk tersebut.

Pengembangan Produk Keripik Kelapa Skala Industri Kecil

“…Keempat atribut tersebut berada pada kuadran yang sama dengan label "liking" atau "disukai" pada grafik PCA, yang menandakan bahwa keempat atribut tersebut merupakan atribut yang harus ada pada keripik kelapa dan menjadi penentu tingkat kesukaannya. Pada penelitian Amalia et al (2021) makanan manis merupakan makanan yang pas dan disukai untuk dijadikan sebagai cemilan. Penelitian lain yang dilakukan di Korea kepada konsumen China, Korea dan Amerika terhadap kesukaan pada keripik apel dan keripik buah pir juga menunjukan bahwa keripik yang manis lebih disukai dibandingkan dengan keripik buah yang asin atau hambar (Wong et al 2020).…”

“…Secara umum produk keripik kelapa yang berukuran kecil dan berbentuk pipih memudahkan untuk dimakan dan cocok dimakan sebagai cemilan (Eck dan Stieger 2020). Keripik kelapa yang berasa manis juga pas untuk dijadikan sebagai camilan (Amalia et al 2021). Secara khusus, produk keripik kelapa merek L dan N, mengambil posisi sebagai produk sehat karena memiliki komposisi rendah gula.…”